Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona Dunia 15 Januari: Presiden Turki Erdogan Disuntik Vaksin Sinovac

Kompas.com - 15/01/2021, 10:54 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jumlah kasus virus corona di dunia masih menunjukkan peningkatan. Hingga Jumat (15/1/2021) pagi, data Worldometers, menunjukkan, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 93.458.721.

Dari angka itu, korban meninggal dunia tercatat 2.000.453 orang dan 66.754.559 orang sembuh.

Berikut catatan kasus di 10 negara dengan kasus Covid-19 tertinggi:

  1. Amerika Serikat: 23.811.705 kasus, 397.371 orang meninggal, 14.079.992 orang sembuh
  2. India: 10.528.346 kasus, 151.954 orang meninggal dunia, dan 10.161.868 orang sembuh
  3. Brazil: 8.326.115 kasus, 207.160 orang meninggal dunia, dan 7.339.703 orang sembuh
  4. Rusia: 3.495.816 kasus, 63.940 orang meninggal dunia dan 2.882.044 orang sembuh
  5. Inggris: 3.260.258 kasus, 86.015 orang meninggal dunia, dan 1.406.967 orang sembuh
  6. Perancis: 2.851.670 kasus, 69.313 orang meninggal dunia, dan 206.802 orang sembuh
  7. Turki: 2.364.801 kasus, 23.495 orang meninggal dunia, dan 2.236.938 orang sembuh
  8. Italia: 2.336.279 kasus, 80.848 orang meninggal dunia, dan 1.694.051 orang sembuh
  9. Spanyol: 2.211.967 kasus, 53.079 orang meninggal dunia
  10. Jerman: 2.003.985 kasus, 45.492 orang meninggal dunia, dan 1.620.200 orang sembuh.

Baca juga: Perhatikan, seperti Ini Bentuk dan Kemasan Vaksin Sinovac yang Digunakan

Berikut sekilas perkembangan di sejumlah negara di dunia:

Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendapatkan suntikan vaksin virus corona dari Sinovac.

Penyuntikan vaksin tersebut dilakukan pada Kamis (14/1/2021) saat upaya vaksinasi massal mulai dilakukan di seluruh negeri.

"Saya baru saja mendapat vaksinnya," ujar Erdogan, melalui akun Telegram-nya, seperti dikutip dari CNN, Jumat. 

Turki telah mulai meluncurkan program vaksinasi di 81 provinsi pada Kamis (14/1/20210) dengan penerima tahap awal pekerja garis depan.

Hingga pukul 18.30 waktu setempat, lebih dari 252.811 orang telah menerima dosis pertama Sinovac.

Pada 30 Desember 2020, Turki telah menerima 3 juta dosis. Otorisasi darurat vaksin Sinovac diberikan pada Rabu (13/1/2021) setelah pengujian keamanan oleh administrasi obat dan perangkat medisnya selesai.

Baca juga: Cara Turki Atasi Virus Corona: Terjunkan 6.000 Tim Pelacak Setiap Hari

Brazil

Foto udara bayangan salib di pemakaman Parque Taruma, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Manaus, Brazil, Senin (15/6/2020). Foto diambil dengan drone.ANTARA FOTO/REUTERS/BRUNO KELLY Foto udara bayangan salib di pemakaman Parque Taruma, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Manaus, Brazil, Senin (15/6/2020). Foto diambil dengan drone.
Brazil menghadapi kekurangan tabung oksigen dan tekanan pada rumah sakit, terutama di negara bagian Amazonas yang merupakan pusat ekonomi dan populasi di wilayah Amazon.

Hal ini mendorong pemerintah setempat mengumumkan tindakan darurat pada Kamis (14/1/2021) termasuk pemberlakuan jam malam dan pengangkutan pasien ke negara bagian yang lain.

“Kami menghadapi banyak kesulitan dalam mendapatkan pasokan medis. Kesulitan utama kami sekarang adalah mendapatkan oksigen, ” ujar Gubernur Amazonas, Wilson.

Ia mengatakan, permintaan oksigen naik lima kali lipat selama 15 hari terakhir.

Adapun sekitar 235 pasien rencananya akan diterbangkan ke lima negara bagian lain.

Baca juga: Update Corona Dunia 11 Januari: Jepang Temukan Varian Baru Virus Corona dari Brazil

Perancis

Warga mengantre untuk beribadah di Notre-Dame-des-Champs di Paris, Perancis, pada Minggu 29 November 2020.AP via VOA Indonesia Warga mengantre untuk beribadah di Notre-Dame-des-Champs di Paris, Perancis, pada Minggu 29 November 2020.
Meskipun ada pembatasan baru di seluruh Peranncis termasuk jam malam, sekolah di Perancis akan tetap dibuka.

Negara itu juga mengumumkan rencana menguji satu juta anak sekolah dan guru per bulan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Perancis Jean-Michel Blanquer pada Kamis (14/1/2021).

“Sangat penting bahwa sekolah tetap buka karena ada konsekuensi psikologis, kesehatan dan pendidikan,” kata Blanquer.

Ia mengatakan, langkah-langkah kesehatan akan diperkuat selama waktu makan dan kegiatan olahraga di ruang tertutup akan ditiadakan.

Meski sekolah tetap buka di hampir seluruh waktu pandemi, sebagian besar universitas telah mengalihkan ke pembelajaran online.

Perdana Menteri Perancis Jean Castex, Kamis, mengumumkan pembelajaran tatap muka di universitas akan dilakukan bertahap.

Ia memahami bahwa situasinya sangat sulit bagi mahasiswa dan kesehatan mental mereka. 

Pengumuman tersebut datang setelah Perancis memperketat pembatasan secara nasional dengan perpanjangan jam malam pada pukul 6 sore hingga 6 pagi di seluruh negeri.

Baca juga: Kasus Corona Turun, Perancis Mulai Longgarkan Kuncian dalam Tiga Tahap

Amerika Serikat

Lebih dari 11 juta orang telah menerima suntikan vaksin virus corona di Amerika Serikat. Selain itu, lebih dari 30 juta dosis vaksin telah didistribusikan.

Hal itu disampaikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS pada Kamis (14/1/2021).

Operation Warp Speed dari Administrasi Trump menyebutkan, mereka mempercepat proses administrasi vaksin termasuk pelepasan lebih banyak dosis vaksin ke masyarakat.

Pihaknya juga memerintahkan agar negara bagian memvaksinasi siapa pun yang berusia 65 tahun ke atas dan orang yang lebih muda dengan kondisi kronis yang membuat mereka rentan mengalami penyakit parah.

Inggris

Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.AFP/JUSTIN TALLIS Para pengunjuk rasa menggelar aksi menentang aturan pembatasan yang dikeluarkan pemerintah PM Inggris terkait penyebaran Covid-19, di Trafalgar Square di London, Inggris, Sabtu (26/9/2020). Aksi yang diikuti ribuan warga tersebut di antaranya menolak kebijakan lockdown, vaksinasi, dan kewajiban penggunaan masker.
Inggris melarang kedatangan orang dari sejumlah negara Amerika Latin karena adanya varian baru di Brazil.

Menteri Transportasi Inggris, Shapps, Kamis (14/1/2021), mengatakan, mulai Jumat (15/1/2021) pukul 04.00 pagi waktu setempat, pendatan dari Argentina, Brazil, Bolivia, Cape Verde, Chili, Kolombia, Ekuador, Guyana Prancis, Guyana, Panama, Paraguay, Peru, Peru, Suriname, Uruguay, dan Venezuela dilarang ke Inggris.

"Perjalanan dari Portugal ke Inggris juga akan ditangguhkan mengingat hubungan perjalanan yang kuat dengan Brasil, bertindak sebagai cara lain untuk mengurangi risiko infeksi impor," kata Shapps.

Dia menambahkan, langkah-langkah ini tidak akan berlaku untuk warga negara Inggris dan Irlandia, serta warga negara lain yang memiliki hak tinggal Inggris.

Akan tetapi, penumpang yang tiba harus dikarantina selama 10 hari. Saat ini, Inggris tengah memberlakukan kuncian ketat di mana perjalanan internasional hanya diizinkan karena sejumlah alasan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com