Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Masih Tinggi, Anggap Semua Orang adalah Pembawa Virus Corona...

Kompas.com - 28/12/2020, 07:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penularan virus corona masih belum terkendali. Di Indonesia, setelah hampir 10 bulan sejak kasus pertama Covid-19 dikonfirmasi, angka kasus masih terus menanjak.

Bahkan, lajunya kian cepat. Belum ada tanda-tanda gelombang infeksi akan melandai. Sebaliknya, kurva epidemiologi menunjukkan angka kasus di Indonesia semakin baik.

Dalam catatan Our World in Data, Indonesia menjadi negara dengan positivity rate tertinggi di dunia, yaitu sekitar 20 persen.

Angka itu jauh di atas India, negara dengan kasus Covid-19 tertinggi kedua di dunia, yang hanya memiliki positivity rate di bawah 5 persen.

Akan tetapi, kesadaran masyarakat akan adanya ancaman pandemi ini justru semakin memudar.

Banyaknya kerumunan, penggunaan masker yang semakin berkurang adalah dua dari sekian banyak pelanggaran protokol kesehatan belakangan ini.

Pembawa virus yang tak terdeteksi

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, tingginya positivity rate di Indonesia menunjukkan bahwa banyak pembawa virus yang belum terdeteksi di masyarakat.

Dengan kondisi ini, beranggapan bahwa semua orang bisa membawa virus adalah prinsip yang perlu diterapkan.

"Akan sangat lebih baik jika semua berpandangan, semua orang bisa membawa virus, termasuk diri sendiri," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/12/2020).

"Jadi dia bersikap untuk melindungi dirinya, termasuk orang-orang terdekat dan orang-orang yang kontak dengannya. Ini adalah prinsip yang harus diterapkan," lanjut dia.

Dicky mengatakan, upaya pengendalian pandemi harus menyasar pada manusianya, bukan virus, apalagi datanya.

Jika masyarakat sudah terkendali, maka perilaku pencegahan baru bisa dilakukan untuk menghindari potensi penularan atau menularkan.

"Sehingga di sisi lain, ketika pemerintah memperkuat 3T-nya, masyarakat ini bisa berperan dalam melakukan upaya pencegahan. Tidak hanya 3M, tapi juga membatasi mobilitas dan interaksi," ujar Dicky.

Meski tanpa gejala, pembawa virus corona sangat bisa menularkan kepada orang lain.

Tak hanya itu, OTG juga masih berpotensi mengalami kerusakan paru-paru dan organ tubuh lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com