Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Tsunami Terjang Pantai Banten hingga Lampung, 437 Orang Meninggal

Kompas.com - 22/12/2020, 09:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 2 tahun lalu, atau tepatnya pada 22 Desember 2018 terjadi tsunami di Selat Sunda.

Diberitakan Harian Kompas, 24 Desember 2018, bencana tsunami menerjang Provinsi Banten dan Provinsi Lampung.

Kejadiannya berlangsung pada Sabtu (22/12/2018) malam hingga Minggu (23/12/2018) pukul 22.00 WIB.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gempa dan Tsunami yang Senyap di Mentawai

Dampak terparah dirasakan di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Ketiadaan peringatan dini membuat masyarakat tidak memiliki waktu untuk menyelamatkan diri dan harta benda ke lokasi yang aman.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, tsunami di pesisir Banten dan Lampung tidak dipicu aktivitas tektonik karena tidak terekam gempa bumi sebelumnya.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Cuaca ekstrem

Viral awan disebut mirip ombak tsunamiTangkapan layar Instagram Viral awan disebut mirip ombak tsunami

Keterangan itu sekaligus mengoreksi keterangan BMKG sebelumnya, yang menyebutkan bahwa yang terjadi adalah gelombang pasang.

Lanjutnya, ada beberapa fenomena bencana yang berbeda, yang terjadi relatif bersamaan dan saling memengaruhi, sehingga resultantenya mengakibatkan dampak lebih parah melampaui perhitungan biasanya.

Bencana di Selat Sunda merupakan interaksi dari gelombang tinggi (fenomena meteorologi maritim) akibat cuaca ekstrem yang dampak ketinggian gelombangnya diperparah fenomena bulan purnama.

Baca juga: Kapan Musim Kemarau 2020 Berakhir dan Musim Penghujan di Indonesia Dimulai?

Lalu, dipengaruhi erupsi Gunung Anak Krakatau yang mengakibatkan tremor (getaran) pada dinding lereng di Kompleks Krakatau, dan akhirnya memicu longsor akibat runtuhnya dinding lereng.

Keduanya juga dipengaruhi terjadinya tsunami, yang juga merupakan dampak lanjut dari longsor bawah laut.

Menurut peneliti tsunami asal Indonesia yang bekerja di GNS Science, Selandia Baru, Aditya R Gusman, sumber tsunami diprediksi berada di sekitar Kepulauan Anak Krakatau dan waktu kejadian sumber tsunami pada 21.02 WIB.

Baca juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau dan Letusan Terdahsyat 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang...

Anak-anak melihat monumen tsunami, Minggu (22/12/2019) yang didirikan Di Desa Kujir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, untuk mengenang bencana.KOMPAS/VINA OKTAVIA Anak-anak melihat monumen tsunami, Minggu (22/12/2019) yang didirikan Di Desa Kujir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, untuk mengenang bencana.

Jika mengacu pada data tide gauge BIG (alat pemantau muka air laut di Serang) tsunami tiba paling awal di Serang, yaitu pukul 21.27 WIB.

Berikutnya, di Pelabuhan Panjang, Lampung, 21.53 WIB.

Berdasarkan data ini, waktu jeda tsunami dengan tibanya di pantai Serang sebenarnya cukup lama, yaitu sekitar 25 menit, sedangkan di Lampung 51 menit.

Baca juga: Ramai soal Riset ITB, Berikut Tanda dan Hal-hal yang Perlu Dilakukan Saat Terjadi Tsunami...

 

Dengan jeda waktu ini, tsunami di pesisir Banten dan Lampung seharusnya bisa dideteksi lebih awal.

Dia menghitung waktu tiba tsunami di pesisir berdasarkan data tide gauge BIG, ia menemukan lokasi sumber dan waktu peristiwa pemicu tsunami.

”Saya menggunakan metode backward tsunami propagation time berdasar waktu tiba sinyal di setiap stasiun guna mencari lokasi dan waktu kejadian di sumbernya,” katanya.

Baca juga: Tide Gauge, Alat Deteksi Tsunami yang Dipasang di Labuan Bajo

Jumlah korban

Bidik layar postingan di akun Instagram Ifan Seventeen, Rabu (30/1/2019).Instagram/Ifan Seventeen Bidik layar postingan di akun Instagram Ifan Seventeen, Rabu (30/1/2019).

Mengutip Kompas.com, 31 Desember 2018, BNPB mencatat hingga 31 Desember 2018 pukul 13.00 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami Selat Sunda adalah 437 orang.

Jumlah itu meliputi korban di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.

Dari lima kabupaten, daerah paling parah terdampak tsunami adalah Kabupaten Pandeglang. Tercatat, korban meninggal dunia di wilayah ini paling banyak, yaitu 296 orang.

Baca juga: Mengenal Sabo Dam, Solusi Penanggulangan Banjir Lahar Gunung Merapi...

Selain korban meninggal, tercatat 14.059 orang luka-luka, 16 orang hilang, dan 33.721 mengungsi.

BNPB juga mencatat, akibat tsunami yang terjadi Sabtu (22/12/2018), sebanyak 2.752 rumah rusak, 92 penginapan dan warung rusak, 510 perahu dan kapal rusak, serta 147 kendaraan rusak.

Mengutip Kompas.com, 25 Desember 2018, korban juga datang dari kalangan artis, yakni M Awal Purbani atau Bani yang merupakan bassis Seventeen.

Lalu disusul oleh Herman Sikumbang gitaris Seventeen dan Andi drummer Seventeen.

Selain itu istri Ifan Seventeen, Dylan Sahara juga meninggal dalam bencana tsunami tersebut. Dari grub Seventeen juga ada Road Manager Seventeen Oki Wijaya yang meninggal karena tsunami.

Baca juga: Menilik NYIA, Bandara Pertama yang Diklaim Tahan Gempa dan Tsunami

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Tsunami, Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com