Kondisi buruknya, apabila dari penjualan tersebut belum dapat menutup kebutuhan yang ada, maka bank akan mengalami gagal bayar.
Jika bank mengalami gagal bayar, maka pemerintah terpaksa ikut menanggung akibat dari rush money atau bank run ini dengan menyalurkan dana bantuan yang berasal dari obligasi.
Selain itu, dampak rush money ini juga berimbas pada terjadinya resesi ekonomi yang akan menyulitkan masyarakat luas.
Baca juga: Selain Jiwasraya, Berikut Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia
Langkah antisipasi
Agar situasi rush money tidak terjadi, bank-bank telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi.
Misalnya dengan memperlambat penarikan uang tunai dengan memberlakukan pembatasan tarik tunai hingga meliburkan bank pada hari tertentu.
Selain itu, bank akan meminjam dana cadangan dari bank sentral untuk memenuhi permintaan tarik tunai dalam jumlah besar yang dilakukan nasabah dalam waktu serentak (rush).
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: BI Terbitkan Uang Rp 100.000 Kertas Pertama
Mengutip pemberitaan Harian Kompas (9/11/2020), Indonesia sempat mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan rush money.
Pada 1998, Indonesia mengalami krisis moneter yang artinya krisis keuangan regional kawasan Asia yang diakibatkan utang swasta yang jatuh tempo dan bernilai masif sehingga berujung pada kesulitan likuiditas.
Saat itu, rush money merusak unsur-unsur penting dalam sistem perbankan Indonesia, seperti kepercayaan masyarakat, solvabilitas, dan profitibilitas bank. Kerusakan itu membuat beberapa bank bangkrut.
Baca juga: Saat Beberapa Klub Italia Terancam Bangkrut di Tengah Pandemi Corona...
Kemudian, pada November 2016, berembus isu Indonesia yang tengah mengalami rush money.
Sejumlah oknum diketahui mengajak masyarakat untuk melakukan rush money, dengan mengambil uang tabungan di bank swasta dan memindahkannya di bank syariah atau simpanan pribadi.
Kondisi ini kerap terjadi pada negara yang mengalami ketidakstabilan keuangan, dan mengakibatkan orang-orang yang memiliki uang tunai di bank merasa tidak yakin untuk tetap menyimpan uangnya di sana.
Baca juga: Dugaan Korupsi di Asabri, Ini Deretan Kasus Asuransi Bermasalah di Indonesia