Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Besok Coblosan, Apa yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Pilih Kepala Daerah?

Kompas.com - 08/12/2020, 19:30 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Hendri lebih menyarankan para pemilih untuk menggunakan pertimbangan objektif terlebih dahulu, ketimbang pertimbangan subjektif.

"Misalnya, 'Saya perlu enggak sih program-programnya dia (calon)?'. Menurut kita sendiri, program-program yang dia janjikan itu bakal terlaksana atau tidak," ujarnya.

Menurut dia, objektif tidak hanya soal pertimbangan manfaat memilih calon kepala daerah, perlu juga mempertimbangkan apa yang akan di dapat daerah setelah calon terpilih.

"Saya mendorong untuk lebih melakukan atau mempertimbangkan pilihan dari sisi objektif dari program-program kerja, ketimbang emosional," kata Hendri.

Jika ada petahana

Hendri mengatakan, melakukan pertimbangan objektif akan lebih mudah dilakukan jika ada petahana atau sanak famili dari pemimpin sebelumnya di suatu daerah.

"Justru paling mudah. Kenapa? Karena mereka (petahana) sudah bertugas, ada hasilnya atau tidak? Lebih berat itu memilih secara objektif kalau petahana-nya enggak ada," kata Hendri.   

Baca juga: Menimbang Risiko Petugas KPPS Jemput Suara Pasien Covid-19 pada Pilkada 2020

"Beruntung kalau misalnya ada sanak famili dari kepala daerah sebelumnya. Itu lebih mudah juga. Misalnya, 'Kemarin bapaknya janji-janji enggak jalan. Nanti saya pilih anaknya bisa jadi begitu'" imbuhnya.

Hendri menilai, dengan adanya petahana, maka pemilih bisa melakukan pertimbangan objektif dengan melihat rekam jejak petahana selama periode kepemimpinan yang sebelumnya.

Kepedulian terhadap pandemi

Selain itu, Hendri menyarankan masyarakat juga perlu mempertimbangkan kepedulian calon kepala daerah terhadap situasi pandemi virus corona.

Kepedulian tersebut menurutnya bisa dicerminkan saat kampanye, apakah calon kepala daerah menerapkan protokol kesehatan atau tidak.

"Intinya, kalau mereka tidak peduli dengan kesehatan mereka, bagaimana mereka mau peduli dengan kesehatan rakyat?" ujar Hendri. 

"Kalau mereka justru bikin konser, kerumunan, mendingan enggak usah dipilih deh. Artinya, mereka hanya berpikir sesaat saja" imbuhnya.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 12 Peralatan Protokol Kesehatan di TPS saat Pilkada 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com