Kompas.com, 15 Oktober 2020, memberitakan, penelitian di China meneliti golongan darah dari 2.173 orang yang telah didiagnosis dengan Covid-19, dibandingkan dengan golongan darah dari populasi umum di wilayah tersebut.
Pada populasi normal, ditemukan tipe darah A sebesar 31 persen, tipe darah B sebesar 24 persen, tipe darah AB sebesar 9 persen, dan tipe darah O sebesar 34 persen.
Pada kelompok yang terinfeksi corona, golongan darah A sebesar 38 persen, golongan darah B sebesar 26 persen, golongan darah AB sebesar 10 persen, dan golongan darah O sebesar 25 persen.
Adapun hubungan golongan darah dengan penyakit lain, ditemukan bahwa golongan darah AB secara umum berisiko terhadpa gangguan kognitif dan risiko stroke.
Baca juga: Mengapa Golongan Darah AB Sangat Jarang?
Mengutip Reuters, 28 November 2020, penelitian dilakukan dengan melibatkan 225.556 orang di Kanada yang menjalani tes virus coorna.
Hasilnya, orang dengan golongan darah O berpotensi terkena infeksi 12 persen lebih rendah dari golongan darah lainnya.
Orang bergolongan darah O juga berpeluang 13 persen lebih rendah meninggal karena Covid-19.
Penulis penelitian dari RS St Michael di Toronto, Kanada Dr Joel Ray mengatakan, orang-orang dalam kelompok golongan darah O mungkin telah mengembangkan antibodi yang dapat mengenali beberapa aspek dari virus corona jenis baru ini.
"Studi kami selanjutnya secara khusus akan melihat antibodi yang ada pada golongan darah itu, dan apakah betul golongan darah O memiliki efek perlindungan atau tidak," kata Ray.
Meski demikian, ditegaskan orang dengan risiko rendah bukan berarti kebal dan menjadi abai.
Baca juga: Dua Penelitian Terbaru Perkuat Bukti Pemilik Golongan Darah O Lebih Kebal Covid-19
(Sumber: Kompas.com/Penulis: Yohana Artha, Imamatul Silfia, Ryan S, Retia K | Editor: Holy Kartika, Sri Anindiati, Lusia Kus Anna, Rizal S)