Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Indonesia Pekan Ini, Dua Kali Pecah Rekor Kasus Harian

Kompas.com - 29/11/2020, 15:32 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Dalam sepekan ini, dua kali catatan kasus harian mencapai rekor baru di atas 5.000 kasus. 

Berdasarkan grafik penambahan kasus harian yang dipublikasi pada laman Covid19.go.id, dalam pekan ini, 23-28 November 2020, terjadi 2 kali rekor baru kasus harian.

Pertama, pada 25 November 2020, di mana kasus baru harian tercatat 5.534 kasus.

Angka ini melebihi kasus tertinggi sebelumnya, yakni 5.444 kasus yang tercatat pada 13 November 2020.

Dua hari kemudian, Jumat (27/11/2020), Indonesia melaporkan 5.828 kasus harian.

Mengapa bisa terjadi?

Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani, menilai, ada beberapa hal yang menyebabkan peningkatan kasus di Indonesia.

Penyebabnya, di antaranya, sejumlah kegiatan yang melibatkan kerumunan akhir-akhir ini. Dampaknya, angka kasus meningkat dan membuat kapasitas rumah sakit penuh.

"Termasuk rumah sakit (penuh) sampai antre di IGD di beberapa tempat," ujat Laura, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (27/11/2020).

Beberapa kegiatan yang melibatkan kerumunan dan mendapat sorotan dalam sebulan terakhir adalah sejumlah agenda yang dihadiri Rizieq Shihab, mulai dari kepulangannya hingga pernikahan putrinya yang digelar di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat.

Selain itu, sejumlah aksi yang diikuti massa terkait isu UMK dan menolak pengesahan UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Selain kerumunan, faktor lain yang menyebabkan peningkatan kasus infeksi di Indonesia adalah libur panjang pada akhir Oktober 2020.

Jika melihat grafik kasus harian, puncak kasus baru sebelumnya tercatat pada 13 November 2020 dengan 5.444 kasus.

Ketika itu, kata Lauran, libur panjang memiliki andil dalam peningkatan kasus infeksi yang terjadi di Indonesia.

Meski kegiatan-kegiatan itu dilakukan beberapa waktu sebelumnya, tetapi hasilnya baru diketahui beberapa waktu setelahnya, karena hasil tes yang keluar bukan pengujian yang dilakukan pada hari itu juga atau tidak real time.

"Bisa dikatakan ada dampak dari libur panjang, karena dari hari terakhir libur panjang pada 1 November, berarti saat ini terhitung sekitar 12 hari setelahnya," kata Laura, seperti diberitakan, Kompas.com13 November 2020.

Peningkatan ini bisa saja akan kembali terjadi di Indonesia karena pada 9 Desember 2020 akan digelar Pilkada Serentak 2020 dan libur panjang pengganti Idul Fitri, juga Natal dan tahun baru.

Baca juga: Epidemiolog: Kasus Covid-19 Bertambah 4.000 Lebih Per Hari, Indonesia Belum Aman dari Pandemi

Melihat potensi itu, Epidemiolog dari Griffith University menyarankan agar pemerintah menunda pelaksanaan libur panjang akhir dan Pilkada Serentak 2020.

"Tak ada pilihan lain. Kalau kita mau mengendalikan pandemi di Indonesia, maka hindari kerumunan dalam bentuk apa pun," kata Dicky.

Baca juga: Indonesia Kembali Catat Kasus Harian Tertinggi, Epidemiolog: Jangan Terpaku Kasus Harian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com