Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vaksin Corona mRNA, Benarkah Berbahaya dalam Jangka Panjang?

Kompas.com - 28/11/2020, 14:15 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan farmasi dari berbagai negara berlomba mengembangkan vaksin virus corona untuk menanggulangi pandemi Covid-19 yang terjadi.

Sampai saat ini terdapat sejumlah vaksin eksperimental Covid-19 yang menjadi kandidat terdepan untuk mendapatkan perizinan dari regulasi. Di antaranya vaksin buatan Pfizer, Moderna dan Oxford-AstraZaneca. 

Melansir situs CDC, dalam satu bulan ke depan, vaksin yang menggunaan messenger RNA atau mRNA kemungkinan besar akan menjadi vaksin Covid-19 pertama yang digunakan di Amerika Serikat.

Vaksin mRNA merupakan jenis vaksin baru untuk melindungi dari penyakit menular, yang tidak menggunakan virus hidup penyebab Covid-19.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: mRNA Pernah Diabaikan hingga Jadi Teknologi Vaksin Terdepan

Untuk diketahui, mRNA tidak pernah memasuki inti sel, tempat DNA atau materi genetik disimpan. Vaksin ini membuat sel tubuh memproduksi protein yang memicu respons imun.

Respons imun tersebut akan menghasilkan antibodi, yang melindungi diri dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke dalam tubuh.

Cara kerja vaksin

Vaksin mRNA Covid-19 memberikan instruksi kepada sel untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari protein lonjakan, yang ditemukan di permukaan virus penyebab penyakit.

Suntikan vaksin diberikan di otot lengan atas. Setelah instruksi berada di dalam sel otot, akan digunakan membuat potongan protein.

Kemudian sel memecah instruksi dan membuangnya, lalu sel menampilkan potongan protein di permukaannya.

Sistem kekebalan akan mengenali, memulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi, seperti yang terjadi pada infeksi alami terhadap Covid-19.

Di akhir proses, tubuh telah mempelajari perlindungan infeksi di masa depan.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Vaksin Covid-19 dengan Teknologi mRNA Belum Pernah Diuji dan Merusak DNA

Apakah vaksin berbahaya dalam jangka panjang?

Sejauh ini, vaksin yang dikembangkan Pfizer/BioNTech dan Moderna kemungkinan menjadi vaksin mRNA pertama yang dijual ke pasar.

Agar mendapatkan persetujuan Food and Drug Administration (FDA) AS, perusahaan harus membuktikan vaksinnya tak memiliki efek kesehatan negatif secara langsung atau jangka pendek dari penggunaan vaksin.

Tapi, saat dunia mulai menginokulasi dengan vaksin yang sepenuhnya baru ini, hampir tidak diketahui pasti mengenai efek jangka panjang dari vaksin.

"Ada perlombaan untuk mendapatkan vaksinasi publik, jadi kami bersedia mengambil lebih banyak risiko," ujar Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Samson Assuta Ashdod Tal Brosh seperti dikutip dari The Jerusalem Post.

Baca juga: Kasus Covid-19 Capai 522.581 Orang, Begini Perkembangan Vaksin Sinovac

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com