KOMPAS.com - Harapan untuk mengakhiri pandemi virus corona semakin besar. Pasalnya, tiga vaksin unggulan telah mengumumkan tingkat efektivitas yang mencapai 95 persen.
Ketiga vaksin itu yaitu Sputnik V, Pfizer atau BioNTech, dan Moderna.
Meski penemuan vaksin dilakukan secara cepat, para ahli meyakinkan publik bahwa vaksin Covid-19 tidak berbahaya dan aman digunakan.
Satu statistik yang menjadi kunci dari upaya persuasif ini adalah hampir semua efek samping dari vaksin terjadi dalam enam minggu setelah vaksinasi.
Peserta uji coba dari vaksin Pfizer dan Moderna telah dipantau selama dua bulan setelah dosis kedua diberikan, waktu yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.
"Ada perbedaan antara cepat dan terlalu cepat," kata Direktur Institut Kesehatan Global Yale, Saad Omer dikutip dari AFP, Rabu (25/11/2020).
"Dua bulan sebenarnya mencakup sebagian besar dari apa yang disebut sebagai efek samping," lanjut dia.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Asal Rusia Sputnik V Efektif 95 Persen, Ini Kisaran Harganya
Biasanya, FDA membutuhkan enam bulan masa tindak lanjut.
Jika tidak ada masalah dalam dua bulan pertama, sangat jarang untuk melihat apa pun dalam empat bulan berikutnya.
Gawatnya krisis kesehatan masyarakat akibat pandemi virus corona ini mengubah perhitungan risiko dan manfaat.
"Pada titik di mana kita berada dalam pandemi, kita harus berpikir untuk tidak menunggu data yang sempurna, meskipun saya menginginkan data yang sempurna," kata profesor pediatri di Stanford yang merupakan anggota komite penasihat CDC Grace Lee.
Hal yang paling meyakinkan tentang uji coba vaksin virus corona saat ini adalah jumlah sukarelawan mencapai 44.000 orang untuk Pfizer, sementara Moderna memiliki 30.000 orang.
Sekitar setengah dari relawan sejauh ini telah dipelajari setidaknya selama dua bulan.
Oleh karena itu, FDA akan memiliki data keamanan pada puluhan ribu orang, jauh lebih banyak dibandingkan rata-rata 6.700 orang untuk vaksin lain yang disahkan dalam satu dekade terakhir.
Baca juga: Begini Cara Kerja 8 Vaksin Covid-19 di Dunia
Baik Pfizer maupun Moderna, keduanya mengklaim bahwa vaksin mereka tidak menimbulkan efek samping serius, membahayakan nayawa, memerlukan rawat inap, dan menyebabkan cacat permanen.