Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat harus memberikan informasi kepada masyarakatnya mengenai tempat mana saja yang aman untuk dikunjungi.
Sehingga, masyarakat memiliki pandangan atau pilihan ke mana mereka akan pergi untuk beraktivitas di wilayahnya.
"Usahakan yang ada di luar ruangan atau outdoor. Sembari terus mengedukasi supaya masyarakat tidak keluar daerah dan juga tetap menjaga upaya-upaya pencegahan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M)," katanya.
Dicky menambahkan, setiap pemerintah daerah juga wajib untuk mengaktifkan strategi 3T, baik sebelum, selama, dan sesudah libur maupun tidak.
"Pemerintah daerah itu wajib aktifkan strategi testing, tracing, dan treatment (3T)," lanjutnya.
Baca juga: Bayang-bayang Lonjakan Covid-19 di Jakarta Jelang Libur Panjang Akhir Tahun
Saat ditanyakan apakah setelah libur panjang berdampak pada penambahan kasus Covid-19 yang tajam, Dicky membenarkan hal tersebut.
Menurut dia, libur panjang memang berkontribusi pada semakin meningkatnya jumlah kasus baru Covid-19.
"Trennya dari setiap pasca libur panjang semakin meningkat kontribusi terhadap kenaikan kasus baru, kesakitan dan pada gilirannya angka kematian," ungkap Dicky.
Hal tersebut terbilang logis karena sesuai dnegan pertumbuhan kasus secara eksponensial dan juga tes positivity rate yang selalu sangat tinggi.
"Ini logis sesuai dengan pertumbuhan kasus secara eksponensial dan juga tes positivity rate kita yang selalu sangat tinggi, lebih dari 10 persen selama 9 bulan," lanjutnya.
Bukan hanya libur panjang, tekan Dicky, setiap kejadian mobilisasi massa yang besar tentu akan sangat berpotensi dalam kenaikan kasus.
Baca juga: Satgas: Libur Panjang Akhir Tahun Berpotensi Naikkan Kasus Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.