Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UNICEF Akan Kirim 2 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 ke Negara Miskin pada 2021

Kompas.com - 23/11/2020, 14:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - UNICEF berencana mengirimkan hampir 2 miliar dosis vaksin virus corona ke negara-negara miskin pada 2021.

Keputusan ini disampaikan langsung UNICEF pada Minggu (22/11/2020), ketika para pemimpin dunia berjanji memastikan distribusi vaksin virus corona secara merata.

Dilansir Reuters, Senin (23/11/2020), UNICEF kini sedang bekerja sama dengan lebih dari 350 maskapai penerbangan dan perusahaan pengangkutan untuk mengirimkan vaksin ke negara-negara miskin.

Di antara negara-negara yang masuk dalam daftar tersebut adalah Burundi, Afghanistan, dan Yaman.

Hal ini sebagai bagian dari COVAX, rencana vaksin Covid-19 global yang dipimpin langsung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kolaborasi yang tak ternilai ini akan berjalan jauh untuk memastikan bahwa kapasitas transportasi cukup tersedia untuk operasi bersejarah dan raksasa ini," kata Direktur Divisi Pasokan UNICEF, Etleva Kadilli, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Kemenkes dan Unicef Tandatangani MoU Kerja Sama Pengadaan Vaksin Covid-19

COVAX bertujuan untuk mencegah penimbunan vaksin Covid-19 dan berfokus pada vaksinasi pertama yang paling berisiko di setiap negara.

Pada KTT G20 akhir pekan ini, para pemimpin ekonomi terbesar dunia berjanji memastikan distribusi secara adil dari vaksin, obat-obatan, dan tes virus corona, sehingga negara-negara miskin tak ketinggalan.

Menurut data WHO, akses vaksin sudah tidak seimbang sebelum pandemi Covid-19 melanda.

Tercatat sekitar 20 juta bayi belum menerima vaksin yang dapat melindungi mereka dari penyakit serius, kematian, dan kecacatan.

"Kami membutuhkan bantuan semua pihak untuk mengirimkan dosis vaksin Covid-19, jarum suntuk, dan lebih banyak peralatan pelindung pribadi untuk melindungi pekerja garis depan di seluruh dunia," jelas Kadilli.

Peran UNICEF dengan COVAX berasal dari statusnya sebagai pembeli vaksin tunggal terbesar di dunia.

Baca juga: Ini Kisaran Harga 3 Kandidat Vaksin Covid-19 yang Sedang Uji Coba Fase 3

Dikatakan, pihaknya memperoleh lebih dari 2 miliar dosis vaksin setiap tahun untuk imunisasi rutin dan tanggapan wabah atas nama hampir 100 negara.

Sementara itu, pembuat obat dan pusat penelitian di seluruh dunia masih berlomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19 dengan uji coba global besar-besaran terhadap beberapa kandidat serta melibatkan puluhan ribu peserta.

Pfizer dan BioNTech diperkirakan dapat memperoleh izin darurat Amerika Serikat dan Eropa untuk vaksin Covid-19 produksinya bulan depan. Sebelumnya, dalam uji coba terakhir, vaksin Pfizer diklaim menunjukkan tingkat keberhasilan 95 persen dan tidak memiliki efek samping serius.

Selain itu, Moderna Inc minggu lalu juga merilis data awal untuk vaksinnya yang menunjukkan efektivitas 94,5 persen.

Kedua vaksin tersebut menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA), yakni dengan cara menyuntikkan gen protein virus ke dalam tubuh untuk memicu respons kekebalan.

Hasil yang lebih baik dari perkiraan dari kedua vaksin tersebut telah meningkatkan harapan untuk mengakhiri pandemi yang telah menewaskan lebih dari 1,3 juta orang dan meruntuhkan ekonomi global.

Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Nasi Dipanaskan Lebih dari 6 Jam Jadi Racun hingga Seputar Vaksin Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com