Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Noda Membandel pada Pakaian? Coba Pembersih Berbahan Alami Berikut Ini

Kompas.com - 07/11/2020, 19:01 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mencuci pakaian menjadi tidak mudah saat ada noda yang sulit hilang masih menempel, meski dicuci berulang kali.

Banyak rumah tangga menggunakan produk pembersih kimia. Tapi, ada juga yang enggan menggunakan produk pembersih berbahan kimia karena harganya dan sebagian tidak direkomendasikan untuk anak.

Bagi Anda yang tidak ingin menggunakan pembersih noda berbahan kimia, cobalah pembersih noda alami.

Dilansir The Spruce, 28 Mei 2020, ada 4 penghilang noda binatu alami.

Apa sajakah itu?

1. Jus lemon atau jeruk nipis

Jus lemon atau jeruk nipis memiliki efek pemutihan alami pada kain karena asam asetat.

Untuk menghapus noda karat atau noda kuning baju bagian ketiak misalnya, Anda bisa menggunakan jus lemon dan garam. Caranya dengan menaburkan garam pada noda karat, lalu peras jus lemon segar ke atas garam.

Setelah itu, jemur pakaian di bawah sinar matahari hingga kering. Sinar ultraviolet matahari akan membantu mempercepat reaksi. Anda tidak mengalami masalah dengan kain putih atau berwarna ecru.

Tapi, untuk kain berwarna lebih gelap yang mungkin tidak luntur, uji jus lemon terlebih dahulu pada jahitan atau tempat yang tidak mencolok untuk melihat apakah terjadi pemudaran atau pemutihan.

Baca juga: 4 Cara Mudah Membersihkan Noda Karat di Kamar Mandi, Pakai Bumbu Dapur

2. Cuka putih suling

Cuka putih suling adalah pembuat keajaiban di ruang cuci. Itu tidak mahal, lembut pada kain, dan lebih aman digunakan.

Cuka putih itu lebih aman daripada pemutih klorin dan pelembut kain. Selalu pilih cuka putih daripada sari apel atau jenis lainnya karena tidak akan menodai kain, dan lebih murah.

Itu dapat menghilangkan noda kuning di ketiak, menghilangkan noda jamur, memutihkan, dan mencerahkan pakaian.

Menambahkan satu cangkir cuka putih suling ke bilasan terakhir akan membuat pakaian terasa lembut dan segar.

Anda juga dapat menggunakan cuka untuk membersihkan mesin cuci dan membantu mengontrol bau apek mesin cuci.

Baca juga: Cuka Bisa Bantu Mengontrol Berat Badan, Benarkah?

3. Bedak bayi, tepung maizena, atau kapur

Ketiga benda tersebut bisa digunakan sebagai perawatan alami yang bagus untuk menyerap noda berminyak.

Caranya cukup dengan taburi noda berminyak dengan bedak bayi atau tepung maizena. Bisa juga gosok area tersebut dengan kapur putih.

Lalu biarkan setidaknya selama sepuluh menit untuk menyerap minyak. Setelah itu sikat pakaian tersebut.

Terakhir, cuci atau keringkan pakaian mengikuti petunjuk label perawatan.

Baca juga: Cara Mudah Bersihkan Noda pada Kompor

4. Garam dapur

Garam meja dapat menjadi elemen abrasif ringan untuk menghilangkan noda karat dan noda anggur merah. Garam dapat menyerap noda cair sebelum mengeras.

Caranya dengan menaburkan ke pakaian saat terkena tumpahan anggur merah atau cairan lain.

Biarkan garam menyerap cairan, lalu sikat sebelum Anda mencucinya. Tapi, garam dapat meninggalkan noda putih pada kain Anda.

Jika Anda memiliki noda atau residu di bagian bawah setrika, garam bekerja dengan baik sebagai abrasif yang lembut.

Caranya dengan membasahi sedikit garam dan gosok pelat depan setrika. Setelah setrika bersih, lap dengan kain lembab bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com