Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Paus dan Lumba-Lumba Bisa Terdampar? Ini Beberapa Sebabnya...

Kompas.com - 17/10/2020, 05:57 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Pada saat seperti itulah beberapa jenis paus yang menggunakan geomagnetis sebagai sistem navigasi alami berpotensi tersesat dan terdampat di Laut Utara.

Sebab terdampar

Kesalahan navigasi diyakini sebagai penyebab utama terdamparnya paus, tetapi semua alasan itu belum diselidiki secara meyakinkan.

Salah satunya karena prilaku sosial banyak spesies paus yang berkelana secata berkelompok, dipandu oleh seorang pemimpin.

Dalam kasus paus sperma, misalnya, seekor jantan memimpin perjalanan dari Samudra Arktik kembali ke perairan yang lebih hangat. Sebaliknya, saat orca sedang dalam perjalanan, seorang ibu atau nenek memimpin rombongan.

Jika pemimpin kehilangan orientasi, rombongan yang menyertai mereka akan mengikuti ke arah yang salah.

Tapi, terdampar juga bisa memiliki penyebab alami lainnya.

Terkadang, lumba-lumba yang lebih kecil terdampar karena mereka berlindung dari predator di perairan yang lebih dangkal atau berkelana terlalu jauh ke daerah dangkal saat berburu kawanan ikan.

Dalam beberapa kasus, seekor paus atau lumba-lumba terdampar di pantai setelah terluka akibat tabrakan dengan kapal, terkena jaring ikan, atau serangan hiu.

Baca juga: Ratusan Paus Pilot Mati Masal di Perairan Selatan Australia

Ulah manusia

Puluhan orang warga sekitar Congot mengevakuasi bangkai paus ke pinggir pantai beramai-ramai.DOKUMENTASI WARGA Puluhan orang warga sekitar Congot mengevakuasi bangkai paus ke pinggir pantai beramai-ramai.

Selain faktor alam, kebisingan bawah laut dari kapal, pemecah es, anjungan pengeboran, atau peralatan sonar militer juga dapat menganggu orientasi dan komunikasi mamalia laut secara masif.

Karena massa jenis air jauh lebih tinggi dibandingkan udara, suara itu merambat di bawah air sekitar lima kali lebih cepat daripada di udara.

Akibatnya, mereka melarikan diri dari gelombang suara yang kuat dalam keadaan kebingungan.

Operasi sonal militer yang menggunakan suara keras memiliki efek yang sangat besar. Setelah manuver NATO, misalnya, beberapa paus berparuh mati terdampar di pantai Siprus, Kepulauan Canary, dan Bahama.

Sonar yang lebih keras dari 200 desibel, memicu pembentukan gelombang gas di pembuluh darah dan organ mamalia laut, sehingga menghalangi suplai darah dan menyebabkan kematian.

Baca juga: World Orca Day, Mengenal Paus Orca yang Bisa Hidup hingga 80 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com