Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Mati, Sisa Virus Masih Bisa Terdeteksi Alat Tes PCR dalam Jangka Waktu Lama

Kompas.com - 10/10/2020, 07:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

"Gejala belum tentu muncul, tapi biasanya dia muncul sekitar hari ke 3-5 setelah tertular," ucap Windu.

Imun tubuh

Di hari-hari pertama infeksi, tubuh belum memiliki antibodi apapun untuk menghadapi virus ini, karena antibodi yang disebut sebagai Immunoglobulin M (IgM) baru akan muncul di hari ke-7 infeksi.

Ini lah mengapa, menurut Windu, terkadang seseorang yang positif Covid-19 dinyatakan nonreaktif saat melakukan tes rapid, karena IgM belum terbentuk dalam tubuh.

"Makanya kalau rapid test dinyatakan nonreaktif, dia harus datang lagi melakukan rapid test di hari ke 7 atau 10. Nanti kalau dites ulang tetap nonreaktif berarti memang dia tidak mengandung virus," jelasnya.

Baca juga: Update Corona di Dunia 6 Oktober: 35,7 Juta Infeksi | Donald Trump Keluar dari Rumah Sakit

Kemudian, pada usia infeksi 10-14 hari, ini adalah waktu di mana virus corona memiliki daya infeksi yang paling tinggi.

Setelah itu, virus akan melemah secara perlahan karena digempur oleh antibodi, hingga akhirnya mati.

Tidak hanya IgM, ada juga antibodi lain yang akan terbentuk di hari ke-14 infeksi, antibodi itu bernama Immunoglobulin G (IgG).

"Jadi ketika IgG muncul virus menjadi lemah, karena dia digempur oleh antibodi kita. Jadi IgM yang sudah keluar dulu di hari ke-7 ditambah di hari ke-14 dengan IgG. Digempur, maka dia turun," ungkap Windu.

Ketika virus sudah melemah, bukan berarti ia tidak bisa menular kepada orang lain. Windu menyebut masih bisa, hanya saja kekuatannya tidak sebesar sebelumnya.

Begitulah perjalanan virus corona dalam tubuh hingga akhirnya mati dengan sendirinya di hari ke-28.

Ambil PCR, bukan tes rapid

Setelah mengetahui siklus hidup virus corona, reaksi tubuh, dan sistem antibodi yang menjadi acuan tes rapid, Windu mengarahkan agar kita melakukan tes PCR, bukan rapid test, jika ingin mengetahui apakah terinfeksi corona atau tidak.

Selain tidak akurat, hasil dari tes ini juga cukup membuat was-was.

"Makanya kalau saya sekarang hari ketiga tertular (IgM belum terbentuk), kemudian saya datang ke tempat pelayanan, di-rapid, itu ya masih nonreaktif, nanti kita dianggep orang enggak apa-apa, padahal mungkin saya sudah tertular," sebut Windu.

Padahal meski belum menunjukkan gejala, belum memunculkan antibodi, virus yang sudah ada di tubuh seseorang, sudah mulai bisa ditularkan kepada orang lain.

Untuk itu lah proses pelacakan kasus Covid-19 dilakukan tidak harus menunggu seseorang muncul gejala atau reakktif saat menjalani rapid test.

"Petugas kesehatan tidak boleh menunggu ketika (seseorang) sudah muncul gejala, kalau ada orang yang positif (Covid-19), kontak eratnya harus dicari. Meskipun tanpa gejala, harus langsung di tes, jadi kita bisa menemukan orang yang positif sebelum gejalanya muncul," kata dia. 

Baca juga: Studi: Sebagian Besar Pasien Covid-19 Tunjukkan Gejala Neurologis, Apa Itu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pukul Anjing K9 untuk Didisiplinkan, Bolehkah?

Pukul Anjing K9 untuk Didisiplinkan, Bolehkah?

Tren
Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya

Masa Unduh Sertifikat UTBK-SNBT Dipercepat Jadi 13 Juni 2024, Ini Cara Melihatnya

Tren
Ramai soal Penggemar Ikuti Pemain Timnas karena FOMO, Apa Dampaknya?

Ramai soal Penggemar Ikuti Pemain Timnas karena FOMO, Apa Dampaknya?

Tren
Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Diikuti 6 Kandidat, Bagaimana Sistem Pemilihan Presiden Iran Digelar?

Tren
Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN, Bisa Cek Kebocoran Arus hingga Periksa Daya

Daftar Kode Rahasia Meteran Listrik PLN, Bisa Cek Kebocoran Arus hingga Periksa Daya

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi

Daftar Ormas Keagamaan yang Tolak Izin Tambang dari Jokowi

Tren
Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina

Profil Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran yang Jadi Komisaris Utama Pertamina

Tren
Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Tren
Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang

Bukan Sepanjang Bulu Sikat, Ini Takaran Pasta Gigi untuk Cegah Gigi Berlubang

Tren
Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya

Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya

Tren
Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Filipina, Kick Off Pukul 19.30 WIB

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Filipina, Kick Off Pukul 19.30 WIB

Tren
Minum Apa biar Asam Urat Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa biar Asam Urat Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

[POPULER TREN] Penjelasan BKN soal Jadwal Seleksi CPNS 2024 | 5 Fakta Polwan Bakar Suami di Mojokerto

Tren
Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengapa Telapak Kaki Sakit Saat Jalan Kaki? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com