KOMPAS.com - Sejumlah pihak mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo yang belum buka suara terkait pengesahan UU Cipta Kerja oleh DPR RI sejak Senin (5/10/2020).
Termasuk belum adanya respons langsung Jokowi mengenai aksi demonstrasi di sejumlah daerah yang menolak omnibus las UU Cipta Kerja tersebut.
Warganet juga mengkritik dan menanyakan keberadaan Jokowi yang dinilai hilang dari linimasa.
Pak Jokowi kemana ya?
— Ernest Prakasa (@ernestprakasa) October 9, 2020
Peneliti Departemen Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan, diamnya Jokowi dinilai sebagai suatu sikap menunggu situasi mereda sebelum menyampaikan pernyataan ke publik.
"Perkiraan saya, Presiden tengah menunggu situasi mereda terlebih dulu sebelum menyampaikan pernyataan publik," ujar Arya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/10/2020).
Menurut Arya, dalam situasi rumit seperti saat ini, Presiden akan memilih menyampaikan pernyataan politik dengan sangat hati-hati.
Baca juga: Menanti Suara Jokowi di Tengah Gelombang Penolakan UU Cipta Kerja...
Sebab, pernyataan politik tersebut akan memengaruhi psikologi pengunjuk rasa, seperti pemilihan diksi, argumen, dan data yang disampaikan Presiden dalam memberikan keterangan soal omnibus law.
"Jadi, memang Presiden harus menyiapkan betul pemberian keterangan pada publik. Saya kira beberapa kepala daerah sudah menjembatani komunikasi pengunjuk rasa dengan Presiden, seperti di Gubernur Jawa Barat dan Gubernur DKI Jakarta," ujar Arya.
"Saya kira itu langkah untuk meredakan situasi," lanjut dia.
Arya menilai, beberapa penjelasan yang disampaikan para menteri mengenai omnibus law, tidak cukup dalam menanggapi gelombang penolakan setelah RUU Cipta Kerja disahkan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan