Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Twit Berharap Hal Buruk pada Trump, Twitter Ingatkan Kebijakan soal Unggahan

Kompas.com - 03/10/2020, 19:25 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial Twitter masih ramai dengan perbincangan soal Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Pada Jumat (2/10/2020) kemarin, #TrumpHasCovid bahkan menjadi trending di Twitter. Sebaliknya, banyak pula twit negatif yang berharap hal buruk pada Trump. 

Melansir New York Post, Jumat (2/10/2020), sejumlah pengguna Twitter mengharapkan kesembuhan Trump, namun ada pula yang secara terbuka mengunggah twit berharap hal buruk terjadi padanya.

Twit berharap hal buruk terjadi pada seseorang melanggar kebijakan Twitter. 

"Kami memprioritaskan penghapusan konten jika ada ajakan bertindak yang berpotensi menyebabkan bahaya di dunia nyata," demikian pernyataan Twitter.

Berikut unggahan Twitter, merespons sebuah twit yang membagikan berita soal ancaman akun di-suspend jika mengunggah twit yang mendoakan hal buruk terjadi pada seseorang.

Twitter menyatakan, twit yang menginginkan atau mengharapkan kematian, cedera serius, atau penyakit fatal terhadap siapa saja tidak diperbolehkan dan harus dihapus.

Namun, aturan ini tidak selalu berarti penangguhan otomatis.

Baca juga: Donald Trump Positif Covid-19, Ini Respons Para Pemimpin Dunia

Sementara itu, merujuk pada aturan yang dimuat di laman Twitter, ada kebijakan Twitter tentang perilaku yang menyesatkan.

Berikut rinciannya:

  • Menginginkan atau mengharapkan cedera serius pada seseorang atau sekelompok orang
  • Kami tidak mentolerir konten yang menginginkan, mengharapkan, atau mengungkapkan keinginan untuk mati, cedera tubuh yang serius, atau penyakit yang fatal terhadap individu atau sekelompok orang.
  • Berharap seseorang meninggal akibat penyakit serius, misalnya, "Saya harap kamu terkena kanker dan mati".
  • Ingin seseorang menjadi korban kecelakaan serius misalnya, "Saya berharap Anda akan ditabrak mobil saat Anda membuka mulut."
  • Mengatakan bahwa sekelompok individu pantas mendapatkan cedera fisik yang serius, misalnya, "Jika kelompok pengunjuk rasa ini tidak tutup mulut, mereka pantas untuk ditembak." 

Baca juga: Saat Donald Trump dan Hampir 20.000 Pegawai Amazon Terinfeksi Covid-19...

Diberitakan sebelumnya, Donald Trump, melalui akun Twitter-nya, mengumumkan bahwa ia dan sang istri, Melania, positif Covid-19.

Pengumuman Trump positif terinfeksi virus corona itu disampaikan pada Kamis (1/10/2020) malam waktu AS, setelah ajudan terdekatnya, Hope Hicks, diketahui positif Covid-19.

Pada pekan ini, Hicks beberapa kali ikut serta dalam perjalanan bersama Trump, termasuk ke acara kampanye di Minnesota dan debat presiden dengan Joe Biden di Cleveland.

Trump, yang berusia 74 tahun, disebut rentan mengalami gejala parah akibat Covid-19 karena masuk dalam kelompok berisiko.

Meski demikian, dia jarang terlihat memakai masker saat tampil di hadapan publik.

Dia juga pernah menyampaikan bahwa ia merasa tak akan terjangkit Covid-19, saat para staf Gedung Putih satu demi satu terinfeksi.

"Saya tak merasakan kelemahan apa pun," ujar Trump pada Mei lalu, sebagaimana dikutip dari AP News, Jumat (2/10/2020).

Di Amerika Serikat, lebih dari 207.000 orang telah meninggal dunia akibat Covid-19, sekitar seperlima dari angka kematian di seluruh dunia.

Angka kasus Covid-19 di Negeri Paman Sam sudah melewati kisaran 34 juta.

Baca juga: Melihat Fasilitas Tempat Donald Trump Dirawat karena Covid-19 di RS Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com