KOMPAS.com - Pejabat Yunani mengumumkan kematian pertama akibat virus corona di kamp migran dekat Ibu Kota Athena, Minggu (27/9/2020).
Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya kritik para pengungsi terhadap kebijakan Pemerintah Yunani dan Eropa.
Dikutip dari AFP, Senin (28/9/2020), korban meninggal adalah seorang ayah berusia 61 tahun dari Afghanistan yang tinggal di kamp Malakassa, dekat Athena.
Dia tinggal di kamp pengungsian bersama dua orang anaknya.
Bersama dengan kamp Schisto dan Elaionas, Malakassa berada di bawah karantina sejak awal bulan ini karena kekhawatiran atas penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat di antara ribuan pengungsi.
Baca juga: Mengenal Proses Contact Tracing Pasien Corona, Bagaimana di Indonesia?
Kamp-kamp migran Yunani telah diisolasi sejak Maret 2020 dengan pembatasan orang-orang tertentu yang boleh keluar masuk.
Kondisi tersebut mengundang kritik keras dari sejumlah kelompok hak asasi manusia.
Sementara di pulau Lesbos, lebih dari 240 pencari suaka yang dipindahkan dari kamp Moria telah terinfeksi virus corona.
Untuk diketahui, kamp Moria telah hancur akibat kebakaran pada awal bulan ini.
Otoritas Yunani pada Minggu mengumumkan 218 kasus Covid-19 baru dan tiga kematian, termasuk migran.
Sejak awal pandemi, 379 orang telah meninggal karena virus di Yunani, dengan usia rata-rata 78 tahun. Sebanyak 68 orang saat ini masih berada dalam perawatan intensif.
Menteri Suaka Notis Mitarachi mengatakan, bahwa semua anak tanpa pendamping sekarang telah dipindahkan dari kamp pulau.
Akan tetapi, kelompok pengungsi masih marah pada rencana pemerintah untuk tetap membuka fasilitas pulau bagi pencari suaka lainnya.
"Komisi (Eropa) berjanji 'No more Moria', sementara membangun kamp penahanan baru di Lesbos, di mana kondisinya mengerikan," tulis salah satu kelompok hak-hak migran, Legal Center Lesbos dalam akun Twitter-nya.
Baca juga: Sosok Amy Coney Barrett, Calon Hakim Agung AS yang Diusulkan Trump
Satu-satunya kelemahan dari perspektif Yunani adalah Komisi menyerah pada redistribusi pencari suaka berbasis kuota di antara negara-negara Uni Eropa.