Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ini Ingatkan Jangan Konsumsi Alkohol Saat Hamil meski dalam Jumlah Rendah

Kompas.com - 26/09/2020, 18:45 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah penelitian baru dari University of Sydney menemukan bahwa  konsumsi alkohol dalam jumlah rendah selama kehamilan bisa berdampak pada perkembangan otak anak.

Hal tersebut dikaitkan dengan masalah psikologis dan perilaku pada masa muda si anak nanti. Misalnya, timbulnya kecemasan dan depresi.

Mengutip Medical Express, sebuah penelitian yang dirilis American Journal of Psychiatry, dipimpin oleh University's Matilda Center for Research in Mental Health and Substance Use, para peneliti menyelidiki apakah konsumsi alkohol selama hamil berkaitan dengan psikologis, perilaku, saraf, dan kognitif pada anak-anak berusia 9-10 tahun.

Penelitian tersebut menggunakan sampel sebanyak 9.719 remaja dan merupakan studi terbesar yang menyelidiki dampak penggunaan alkohol tingkat rendah selama kehamilan. 

“Penelitian kami menemukan bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah kecil saat hamil dapat berdampak signifikan pada perkembangan otak anak,” kata penulis utama Ms Briana Lees, Ph.D.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan alkohol yang sangat berat seperti dalam sebuah pesta minuman keras selama kehamilan dapat membahayakan bayi.

Baca juga: Hamil di Tengah Pandemi, Bagaimana Melindungi Diri dari Virus Corona?

Penelitian ini juga menyebutkan, alkohol dalam jumlah kecil yang dikonsumsi ibu hamil bahkan dapat dikaitkan dengan perubahan perilaku yang samar, tetapi signifikan. 

Penelitian ini dianggap sangat penting terutama untuk negara seperti Australia.

Di negara itu, sekitar 50 persen wanita mengonsumsi alkohol sebelum mereka mengetahui bahwa mereka hamil dan 25 persen tetap melakukannya meski sudah tahu bahwa mereka hamil.

Secara lengkap temuan studi tersebut yakni:

  • Anak-anak yang terpapar alkohol dalam jumlah rendah saat ibunya hamil mengalami banyak masalah psikologis/emosional (termasuk kecemasan, depresi, dan menarik diri) serta masalah perilaku termasuk fokus yang buruk dan impulsif daripada anak-anak yang tidak terpapar alkohol.

  • Ada peningkatan kemungkinan anak mengalami diagnosis gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak-anak yang terpapar alkohol sedikit lebih berat dalam 6-7 minggu pertama kehamilan.

  • Penggunaan alkohol dalam jumlah banyak pada awal kehamilan juga dikaitkan dengan perilaku melanggar aturan dan agresif.

  • Ada perbedaan yang diamati pada volume otak dan luas permukaan otak di antara anak-anak yang terpapar dan turut berkontribusi pada masalah psikologis dan perilakunya

“Secara umum, semakin banyak seorang anak terpapar alkohol di dalam rahim, semakin parah hasilnya,” kata Lees.

"Anak-anak mengalami efek negatif bahkan jika mereka hanya terpapar alkohol dalam kadar rendah selama awal kehamilan (kira-kira 16 minuman dalam enam sampai tujuh minggu pertama) dan kemudian ibu berhenti minum. Masalahnya adalah banyak wanita tidak tahu bahwa mereka hamil pada tahap awal saat minum,” lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com