Isi kampanyenya antara lain perang saudara Suriah, politik dalam negeri Turki, dan masalah geopolitik di kawasan Asia Pasifik.
Pada jaringan kedua, Facebook menghapus satu laman, lima akun Facebook, satu grup Facebook, dan tiga akun Instagram. Jaringan kecil ini berasal dari Rusia, utamanya di Turki dan Eropa, juga AS.
Operasi ini mengandalkan akun palsu dan mengarahkan orang ke situs mereka yang diklaim sebagai think-tank independen berbasis di Turki.
Akun ini menyamar sebagai penduduk lokal yang berbasis di Turki, Kanada, dan AS. Mereka juga merekrut orang untuk menulis di situs web mereka.
Posting yang mereka keluarkan di luar platform utamanya dalam bahasa Inggris dan Turki. Isinya, berita global dan peristiwa terkini yang relevan dengan negara sasaran.
Informasi yang mereka sebarkan termasuk pemilihan lokal, konspirasi geopolitik, pemilihan presiden dan parlemen di Hong Kong, Spanyol, Inggris Raya, dan AS.
"Meski orang-orang di balik aktivitas ini berusaha menyembunyikan identitas dan koordinasi mereka, penyelidikan kami menemukan tautan ke individu yang terkait dengan aktivitas masa lalu oleh Badan Riset Internet Rusia (IRA)," tulis Facebook.
Sementara, pada jaringan ketiga, Facebook menghapus 23 akun Facebook, 6 halaman, dan 8 akun Instagram. Jaringan ini berasal dari Rusia dengan fokus pada audiens global, negara-negara tetangga Rusia, termasuk Belarus.
Mereka menggunakan kombinasi akun asli dan palsu untuk membuat persona fiktif, menciptakan posting dan mengomentari konten, serta mengarahkan orang ke situs web tertentu yang diklaim sebagai jurnal independen.
Persona palsu ini menyamar sebagai editor dan peneliti meminta artikel untuk situs web tersebut.
Jaringan ini membuat posting, utamanya dalam bahasa Rusia dan Inggris, tentang protes dan pemilihan umum di Belarus dan politik Rusia dan Ukraina. Hubungan Rusia-NATO serta kritik terhadap kebijakan luar negeri AS juga menjadi bahan posting.
"Penyelidikan kami menemukan hubungan (jaringan ini) dengan individu-individu di Rusia, termasuk mereka yang terkait dengan dinas intelijen Rusia," kata Facebook.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.