Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sudirman Said
Ketua IHN

Ketua Insitut Harkat Negeri (IHN)

Menata Ulang Bangsa, Mempertemukan Kepemimpinan dan Kepercayaan Publik

Kompas.com - 25/09/2020, 10:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan tim ekonomi yang baik, berlatar belakang akademik-teknokrat, kebijakan dengan penahapan perkembangan yang tertata dan stabilitas politik yang dinamis, pembangunan berjalan, mencapai target-targetnya.

Tentu publik punya banyak sudut pandang untuk melihat pencapaian pembangunan. Pro dan kontra, tidak terelakkan.

Pada ujungnya, sentralisasi kekuasaan pada individu, korupsi-kolusi-nepotisme, krisis ekonomi, dan merosotnya kepercayaan publik, yang bertemu dengan krisis keuangan, hingga terbuka kesempatan bagi suatu perubahan ke arah demokrasi.

Ketegangan antara privat dan publik

Pembangunan tentu merupakan proses kompleks yang melibatkan demikian banyak faktor. Ketika suatu pilihan cara membangun (strategi pembangunan) diambil dan dijalankan, maka akan terbuka peluang untuk berhasil, gagal, atau keadaan di antara dua kutub tersebut.

Apakah yang disebut sebagai keberhasilan, sepenuhnya merupakan kinerja dari aspek-aspek "teknis".

Ataukah juga dipengaruhi oleh aspek-aspek non-teknis, seperti penerimaan politik dan keadaan yang mendukungnya. Demikian halnya dengan apa yang disebut sebagai kegagalan pembangunan.

Masalah ini merupakan obyek studi yang penting, terutama jika kita hendak menggunakannya untuk memeriksa secara lebih dalam tantangan-tantangan yang muncul pada setiap periode pemerintahan, dan terutama bagaimana suatu stabilitas (politik dan ekonomi) yang berhasil dibangun, pada akhirnya harus bertemu dengan krisis, yang tidak saja mengakhiri pemerintahan, tetapi juga membuka peluang perubahan.

Pada bagian akhir tulisannya, Prof Ginandjar Kartasasmita dan Dr Joseph J Stern menyebutkan bahwa banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa.

Namun demikian, banyak tantangan yang harus diatasi dan masalah yang harus ditangani agar sistem politik demokrasi membuka jalan menuju kemajuan manusia, masyarakat dan bangsa Indonesia.

Ada masalah yang bersifat internal, baik masalah ekonomi maupun politik.

Ada pula tantangan eksternal, baik masalah geopolitik yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan dan akan berpengaruh pada ekonomi nasional maupun masalah sebagai akibat dari perubahan iklim dan perubahan akibat revolusi di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Di atas itu, kita kini sedang menghadapi masalah yang jauh lebih berat, yakni pandemi global Covid-19, yang membawa dampak perubahan dan ancaman krisis global, serta tentu akan berakibat pula keadaan nasional.

Bagaimana mengatasi semua persoalan tersebut? Apa faktor pokok yang perlu menjadi perhatian?

Kita menyaksikan bahwa pada setiap periode pemerintahan, maupun pada saat peralihan kekuasaan, sangat tampak bahwa faktor politik menjadi elemen yang dominan.

Ketika krisis sosial-ekonomi memicu krisis politik, dan pada saat yang sama, kepercayaan warga pada pemerintah merosot, pada saat itulah krisis politik akan menjadi pintu bagi masuknya alternatif, yakni "lokasi" di mana harapan warga akan tertumpu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com