Sebelumnya, melansir BBC, 14 September 2020, dengan bertambahnya kasus-kasus baru Covid-19, permintaan terhadap oksigen meningkat secara eksponensial.
Rumah sakit dan pusat layanan mengonsumsi hingga 2.700 ton oksigen per hari bulan ini.
Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan bulan April, di mana konsumsi hanya sebesar 750 ton.
"Saat ini, 45 persen oksigen yang kami produksi untuk industri, sedangkan 55 persen lainnya untuk rumah sakit dan panti jompo," kata Presiden All India Industrial Gases Manufeacturers Association, Saket Tikku.
Menurut Tikku, pemerintah berada di posisi sulit. Jika persediaan oksigen industri untuk pabrik dipotong, kegiatan industri pun akan jatuh.
Sebaliknya, jika kekurangan oksigen di rumah sakit tidak dapat terselesaikan, nyawa para pasien akan berada dalam bahaya.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Pemerintah India telah membuka kembali gym, sebagian tempat kerja, hingga pasar.
Penerbangan evakuasi internasional juga dioperasikan setiap hari. Begitu pula dengan layanan kereta api.
Hanya bioskop, sekolah, dan universitas yang tetap ditutup.
Kementerian Kesehatan sendiri mengklaim tidak adanya kekurangan ventilator di level nasional.
"Kapasitas harian saat ini untuk produksi oksigen di India adalah lebih dari 6.900 metrik ton. Kami memastikan manajemen inventori yang layak di level rumah sakit. Kami berencana untuk mengisi stok-stok tersebut secara tepat waktu," kata Sekretaris Kessehaan Rajesh Bushan.
Di awal bulan ini, Komisi Keuangan menyebut bahwa negara akan memerlukan dana sebesar 58 miliar Euro atau sekitar 100 trilliun rupiah selama lima tahun ke depan untuk penyediaan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat.
Para ahli mengkhawatirkan jumlah total kasus kematian di India mengalami lonjakan dalam beberapa minggu ke depan dengan dilonggarkannya pembatasan penguncian di seluruh wilayah kecuali yang berisiko tinggi.
Baca juga: Longgarkan Pembatasan Sosial, India Laporkan 89.706 Kasus Corona dalam 24 Jam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.