Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Beredar Lagi, Klaim Garam Dapur Bisa Atasi Virus Corona

Kompas.com - 20/09/2020, 12:04 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Kembali beredar informasi di media sosial soal keampuhan garam dapur mengobati batuk berdahak dan melawan Covid-19.

Dokter menegaskan informasi itu tidak benar. Informasi bahwa garam dapur bisa membunuh virus corona dan menyembuhkan batuk berdahak adalah hoaks.

Narasi yang Beredar

Empat akun Facebook membagikan informasi tentang khasiat garam dapur dalam mengobati batuk berdahak dan melawan Covid-19. Manfaat ini disebut berasal dari teman yang baru terkena corona.

Dalam statusnya pada Rabu (16/9/2020), akun Facebook Fahrudin membagikan resep tersebut.

Garam seujung sendok teh dimasukkan ke dalam mulut, kemudian dibiarkan larut. Telan garam sedikit demi sedikit.

Akun tersebut mengklaim cara ini bisa mematikan virus-virus yang mampir di tenggorokan, termasuk virus corona.

Berikut nukilan isi statusnya:

"Garam vs Corona.!!!!"
Kita sudah mengenal Garam sebagai :
1. Penyedap makanan
2. Mengawetkan makanan misal ikan asin.
3. Pembasmi kuman dan sakit kulit.
4. Senjata melawan CORONA.
Kita coba bahas yg ke 4.
Ini expriment pribadi.
Beberapa hari lalu tenggorokanku merasa tdk enak. Mulai sakit ditenggorokan.
Caranya saya minum air hangat dulu 1 gelas. Lalu saya ambil garam SEDIKIT masukan kemulut, biarkan garam lumer/larut dlm mulut. Kemudian telan dikit2.
Tidak terasa 1/2 jam kemudian tenggorokan sudah lebih ok.!!!
Saya rasa hal ini bisa juga kita terapkan untuk melawan Virus Corona yang mencoba mau ambil posisi di tenggorokan kita."

Info di media sosial mengenai khasiat garam dapur mengobati batuk berdahak dan virus corona. Facebook Info di media sosial mengenai khasiat garam dapur mengobati batuk berdahak dan virus corona.

Informasi serupa juga dibagikan akun Facebook Rentina Cilaend, Endang Haddy, dan Soedharma. Ketiganya membagikan informasi itu pada September 2020. 

Penjelasan Medis

Informasi keampuhan garam dapur untuk mengobati batuk berdahak dan melawan virus corona pernah muncul di media sosial pada Mei 2020.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, menegaskan, informasi bahwa garam dapur bisa membunuh virus corona dan menyembuhkan batuk berdahak adalah hoaks.

Ia menegaskan, garam dapur tidak bisa menyembuhkan batuk berdahak apalagi membunuh virus corona.

"Sampai sejauh ini untuk virus di dalam tubuh tidak ada. Kalau di luar tubuh manusia, sejauh ini garam juga tidak disebut," kata Ari dikutip Kompas.com.

Mereka yang mengalami batuk disarankan memeriksakan dirinya ke dokter dan tidak mengambil kesimpulan sendiri.

Dokter spesialis penyakit dalam RSA UGM, dr. RM. Agit Sena Adisetiadi, SP.PD. mengatakan, berkumur air garam tidak dapat mencegah infeksi Covid-19.

"Tidak ada bukti medis yang menjelaskan bahwa hal tersebut dapat membantu mencegah Covid-19," ujar dr Agit Sena seperti dikutip Kompas.com.

Sementara itu, lembaga kesehatan publik nasional Amerika Serikat, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menegaskan, berkumur dengan air garam memang menjadi cara yang ampuh untuk meredakan sakit tenggorokan.

Namun, belum ada bukti bahwa berkumur dengan air garam bisa mencegah masuknya virus corona ke dalam tubuh.

Dikutip dari situs web Satgas Penanganan Covid-19 RI, berikut tindakan pencegahan terinfeksi Covid-19:

  • Gunakan masker secara benar. Masker sekali pakai, seperti masker medis, hanya digunakan sekali. Masker kain harus dicuci sebelum digunakan kembali. Pastikan face shield digunakan bersamaan dengan pemakaian masker.
  • Selalu menjaga jarak dengan siapapun di luar rumah dan hindari kerumunan.
  • Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir selama minimal 20 detik.

Kesimpulan

Dari penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, berkumur air garam dapat mengobati batuk berdahak dan melawan virus corona tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com