Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brucellosis Menyebar di China karena Kebocoran di Pabrik Biofarmasi

Kompas.com - 18/09/2020, 15:33 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ribuan orang di barat laut China dinyatakan positif mengidap Brucellosis, wabah yang muncul karena adanya kebocoran di sebuah pabrik biofarmasi di China.

Mengutip CNN, Komisi Kesehatan Lanzhou, Gansu, China, menyebutkan,  3.245 orang telah terjangkit penyakit ini.

Secara total, komisi kesehatan telah menguji 21.847 orang dari 2,9 juta penduduk di kota itu.

Asal wabah

Wabah berasal dari kebocoran yang terjadi di pabrik biofarmasi Zhongmu Lanzhou yang terjadi pada akhir Juli hingga akhir Agustus 2019.

Kebocoran terjadi saat pabrik tengah memproduksi vaksin Brucella untuk hewan.

Saat itu, pabrik menggunakan disinfektan dan pembersih yang kedaluwarsa sehingga tidak semua bakteri berhasil dibasmi.

Akibatnya, limbah yang berwujud gas terkontaminasi, kemudian membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara.

Gas tersebut terbawa angin, menyebar ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, lokasi di mana wabah pertama kali melanda.

Pihak institut melaporkan infeksi pertama kali pada November 2019 dan jumlah yang terinfeksi setelah itu meningkat.

Menurut Kantor Berita China, Xinhua, seperti dikutip CNN, pada akhir Desember 2019, sebanyak 181 orang di institut terinfeksi Brucellosis.

Pasien yang terinfeksi di antaranya adalah mahasiswa, anggota fakultas Universitas Lanzhou.

Wabah kemudian juga menyebar ke Provinsi Heilongjiang.

Setelah wabah menyebar, pejabat provinsi melakukan penyelidikan dan pada Januari 2020 izin produksi pabrik beserta nomor persetujuan produk vaksin Brucellosis perusahaan biofarmasi tersebut dicabut.

Pada Februari, pabrik mengeluarkan permintaan maaf kepada publik dan menghukum delapan orang yang dianggap bertanggung jawab.

Setidaknya 11 rumah sakit umum kini disiagakan untuk memberikan pemeriksaan rutin gratis bagi pasien yang terinfeksi wabah ini.

Sementara itu, Global Times memberitakan, wabah ini memicu keprihatinan publikhingga trending di media sosial China, Weibo. 

Otoritas setempat mengatakan, mereka akan mengatur agar pabrik farmasi biologis Zhongmu Lanzhou memberikan kompensasi sesuai hukum dan standar yang relevan.

Kompensasi akan diberikan secara bertahap pada Oktober 2020.

Tentang Brucellosis

Brucellosis juga dikenal dengan demam Malta atau demam Mediterania.

Beberapa gejala yang muncul akibat penyakit ini adalah nyeri otot, demam, dan kelelahan.

Walaupun gejala dapat mereda, tetapi beberapa bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang.

Beberapa gejala tersebut di antaranya adalah radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.

CDC menyebutkan, penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.

Akan tetapi, kebanyakan mereka tertular karena mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri yang ada di wilayah Lanzhou.

Brucellosis adalah penyakit akibat Brucella yang dapat ditularkan melalui kontak dengan ternak yang terinfeksi termasuk sapi dan domba.

Para ahli menyarankan agar orang tidak minum susu mentah yang tidak disterilkan dari sapi atau domba, untuk menghindari tertular Brucellosis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com