KOMPAS.com - Update perkembangan kasus virus corona di Indonesia, hingga Sabtu (12/9/2020), ada sebanyak 214.746 orang yang terinfeksi virus corona.
Hal itu setelah adanya penambahan 3.806 kasus baru selama 24 jan terakhir.
Dari total kasus infeksi, sebanyak 8.650 orang meninggal dan 152.458 orang dinyatakan sembuh.
Baca juga: Dinkes DKI: OTG dan Pasien Covid-19 Gejala Ringan Hanya Perlu Isolasi Tanpa Tes Swab Ulang
Pada awal pandemi seperti dilaporkan WHO pada 6 Maret 2020, disebutkan bahwa mayoritas pasien positif Covid-19 diketahui tanpa gejala, yaitu sebanyak 80 persen.
Kemudian pada awal April 2020, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona saat itu Achmad Yurianto mengatakan, 70 persen individu yang positif tertular Covid-19 tidak merasakan gejala gangguan kesehatan.
Yuri mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dengan kondisi ini.
Smeentara berdasarkan informasi dari laman resmi perkembangan kasus corona di Jakarta, corona.jakarta.go.id, sebanyak 28.902 kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jakarta dengan penularan tanpa gejala.
Angka tersebut merupakan 55,2 persen dari jumlah keseluruhan atau total kasus positif Covid di Jakarta pada Sabtu (12/9/2020) yakni sebanyak 52.321 kasus.
Sisanya, sebanyak 18.741 kasus atau sekitar 35,8 persen merupakan kasus infeksi bergejala.
Sedangkan 4.678 kasus atau sekitar 8,9 persen kasus masih belum diketahui.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Depok Kini Didominasi OTG
Melansir pemberitaan Kompas.com, (1/5/2020), OTG adalah orang yang kemungkinan terinfeksi virus SARS-CoV-2 karena memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19, tetapi tidak menunjukkan gejala.
Meskipun tidak menunjukkan gejala, OTG dapat menularkan Covid-19 ke orang lain.
Karena itu penting untuk selalu melakukan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker dengan tepat, dan mencuci tangan untuk mencegah penularan.
Sementara itu, pasien berstatus OTG ini wajib melakukan swakarantina atau isolasi mandiri yakni, tinggal di rumah, jangan berpergian, tidak menerima tamu, tetap berjarak ketika berinteraksi dengan anggota keluarga.
Menilik banyaknya kasus OTG, epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan, OTG ini perlu diwaspadai lantaran penularan ini yang mengakibatkan wafatnya tenaga kesehatan akibat kontak dengan pasien OTG.