Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
KOMPAS.com - Beredar video di media sosial mengenai habbatussauda dapat mengatasi virus corona jenis baru penyebab Covid-19.
Klaim khasiat tersebut karena Hidroksida Benzokuinon atau senyawa dari Thymoquion yang terkandung dalam habbatussauda.
Namun, manfaat habbatussauda untuk pengobatan Covid-19 masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Akun Facebook Mahfuddin Akhyar pada 2 September 2020 membagikan video berisi manfaat habbatussauda sebagai obat virus corona.
Unggahan video itu disertai kalimat "habbatussauda obat virus corona."
Video yang sama juga dibagikan oleh akun Twitter @FERDIHARAHAP7 dan akun Twitter @afdalzikri.
Dalam video tersebut, seorang pria mengatakan bahwa habbatussauda selain mengobati malaria juga berguna menjaga kesehatan liver dan ginjal. Habbatussauda pun mampu mengobati dan menjaga kesehatan seluruh organ tubuh.
"Kenapa kita tidak menggunakan habbatussauda sebagai obat bagi pasien corona? Padahal habbatussauda sangat aman digunakan, mampu meningkatkan imun tubuh, menjaga kekebalan tubuh, harganya pun sangat murah serta sangat mudah ditemukan di pasar-pasar," katanya.
Dia memberi contoh bahwa mayoritas pasien Covid-19 di China sembuh karena menggunakan habbatussauda dan obat herbal lainnya.
"Bagi pasien corona dalam mengonsumsi (habbatussauda) takarannya adalah 800 miligram untuk setiap 1 kilogram dari berat badannya," kata pria dalam video itu.
Habbatussauda obat anti corona pic.twitter.com/W7CEwvS03t
— FERDI HARAHAP (@FERDIHARAHAP7) September 8, 2020
Video yang sama juga disebar akun Facebook Sartika Twin dan Uda Hendra.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSi, mengatakan, habbatussauda belum teruji klinis pada Covid-19.
Ia menyebutkan, habbatussauda memang bersifat imunomodulator, bisa memodulasi dan meregulasi respons imun tubuh manusia.
Dengan demikian, Habatussauda baik dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas dan mempercepat penyembuhan penyakit infeksi virus. Akan tetapi, belum diteliti terhadap Covid-19.
"Namun, habbatussauda belum diteliti secara spesifik pada Covid-19," kata Inggrid kepada tim Cek Fakta Kompas.com, Rabu (9/9/2002).
Inggrid menjelaskan, pernah ada uji klinis pemakaian habbatussauda sebagai imunomodulator yang digunakan sebagai terapi komplementer pada wabah penyakit SARS dulu.
"Jadi memang punya potensi yang cukup baik untuk nantinya digunakan pada terapi komplementer Covid-19, tetapi harus diuji klinis dulu," kata dia.
Badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) menyatakan saat ini tidak ada obat berlisensi untuk mengobati Covid-19.
Dikutip dari artikel Kompas.com, biji jintan hitam (habbatussauda) telah digunakan di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Timur sebagai obat alami untuk mengobati berbagai penyakit.
Selain itu, jintan hitam juga memiliki manfaat anti-mikroba, antioksidan, anti-inflamasi, antitumor, dan anti- efek obesitas serta bermanfaat bagi kesehatan pernapasan.
Beberapa penelitian menunjukkan, minyak jintan hitam dapat membantu mengendalikan produksi insulin dan mengelola kadar insulin. Riset yang dirilis Journal of Endocrinology & Metabolism menemukan, minyak jintan hitam menyebabkan regenerasi parsial sel beta pankreas secara bertahap.
Selain itu, meningkatkan konsentrasi insulin serum yang lebih rendah, dan menurunkan kadar glukosa serum yang meningkat. Kontrol glukosa yang tepat dapat mengurangi nafsu makanan dan membantu menurunkan berat badan.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, klaim bahwa habbatussauda bermanfaat untuk mengobati Covid-19 masih butuh penelitian lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.