Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Ramai Menanggapi Saya Tahu Saya Tidak Tahu

Kompas.com - 07/09/2020, 13:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NASKAH Saya Tahu Bahwa Saya Tidak Tahu (kompas.com 6 September 2020) ramai memperoleh tanggapan dari beberapa pihak.

Marketing dan Kombinatorika

Misalnya sarjana ilmu marketing penggemar lari pagi, Yabes Febry memberikan tanggapan kontemplatif metafisikal.

“Saya juga tahu bahwa banyak yang saya tidak tahu. Kadang semakin ingin tahu semakin tidak tahu. Apakah ketidak-tahuan harus dijawab dengan ketahuan? Ada banyak hal yang harus kita relakan untuk tetap tidak tahu karena memang kemampuan untuk tahu kita ada batasannya.”

Doktor matematika yang mengajar di Fakultas Matematika Universitas Indonesia merangkap Vice President Institute of Combinatorics and Its Applications, DR Kiki Ariyanti Sugeng menyampaikan opini tidak kalah filosofis terkait komunikasi.

”Terima kasih untuk artikelnya yang mempunyai makna yang dalam. Konon lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang tahu bahwa dia tidak tahu ketimbang menghadapi orang yang tidak tahu bahwa dia tidak tahu.“

Imam Ghozali dan punakawan Bali

Pemusik merangkap penyair merangkap filosof pendamping setia Gus Dur, DR Al Zastrouw bersabda petuah,

“Kalau Imam Ghozali menganggap jenis manusia ini adalah manusia unggul 'Rajulun ya'rifu annahu lam ya'rif' (orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu). Sementara yang paling dungu dan berbahaya menurut Imam Ghozali itu adalah jenis manusia 'rajulun la ya'rifu annahu lam ya'rif ' (seseorang yang tidak tahu kalau dia tidak tahu). Orang seperti itu adalah orang sombong, sok tahu dan sok kuasa”.

Sementara mahaguru lontaromologi saya, DR Sugi Lanur, arif bijaksana memberikan penjelasan bahwa di dalam pewayangan Bali, ada 4 karakter punakawan yang bisa menjadi renungan: tualen, merdah, sangut, dan delem.

Mereka “mewakili” sikap miliaran manusia yang dirangkum ke dalam 4 gambaran umum.

1. Tualen, dia “tidak tahu dirinya tahu”. Dia kontemplatif, murni bersandar pada batin, sederhana dan penuh kearifan.

2. Merdah, dia “tahu dirinya tahu”. Dia paham, berani dan penuh percaya diri.

3. Sangut, dia “tahu dirinya tidak tahu”. Dia tidak paham, namun bersikap menerima ketidakpahamannya, mengakui kelebihan orang lain, penuh pertimbangan.

4. Delem, dia “tidak tahu dirinya tidak tahu”. Dia tidak tahu tapi merasa tahu, dia tidak tahu tapi tidak menerima pengetahuan orang lain, angkuh dan congkak di depan orang-orang, dan dia tidak bisa mengukur diri. Percaya diri di tengah ketakpahaman. Angkuh dan pongah, merasa paling benar.

Lintas kultural

Menarik bahwa secara lintas kultural ternyata tahumologi yang bukan mempelajari tahu sebagai warisan peradaban kuliner Nusantara namun sebagai warisan kearifan budi-pekerti kakek-nenek moyang bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat layak dipelajari dan dihayati sebagai pedoman hidup bagi siapa saja yang menghayatinya.

Pada hakikatnya tahumologi mengajak umat manusia senantiasa rendah hati atas kesadaran bahwa manusia adalah sesosok mahluk yang sangat kecil dan sangat lemah dibandingkan dengan kemahaluasan dan mahakekuatan alam semesta yang tak kenal batasan awal dan akhir.

Fakta membuktikan umat manusia yang menganggap diri sebagai mahluk hidup paling berkuasa di planet bumi ini ternyata sama sekali tidak berdaya melawan mahluk sangat amat kecil sehingga tidak kasat mata seperti virus Corona yang sedang mewabah di segenap pelosok dunia masa kini.

Maka tahumologi mengajak umat manusia senantiasa eling lan waspodo demi bersikap ojo dumeh agar tidak terkebur menganggap diri paling pintar, paling bijak serta paling berkuasa di marcapada ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com