"Enam tahun lalu, tim anti-mafia migas itu sudah mengusulkan penghapusan dan pemerintah janji 2 tahun. Tapi sudah 6 tahun lebih belum dihapus," ujar dia.
Baca juga: Perekonomian Tengah Terpuruk, Penghapusan Premium dan Pertalite Perlu Ditunda?
Untuk menghindari efek kejut di masyarakat, Fahmy mengusulkan agar pemerintah memberikan subsidi untuk bahan bakar jenis Pertamax.
Hal itu sama seperti ketika memberikan subsidi untuk tarif listrik.
"Kemudian kalau memang mau meringankan di saat pandemi, maka berikan subsidi untuk Pertamax. Ini kan juga dilakukan pemerintah untuk listrik. Itu bisa meringankan beban rakyat," kata Fahmy.
Selanjutnya, pemerintah bisa mencabut subsidi tersebut secara perlahan ketika kondisi sudah membaik.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah sebelumnya berencana mengurangi jumlah bahan bakar tidak ramah lingkungan, guna menekan angka emisi gas buang kendaraan bermotor.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan, pengurangan penggunaan BBM tidak ramah lingkungan akan dilakukan secara bertahap.
Langkah pertama yang akan dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong masyarakat untuk beralih dari BBM nilai oktan (Research Octane Number/ RON) 88 atau Premium, ke BBM RON 90, Pertalite.
Baca juga: Pemerintah akan Lakukan Peralihan dari Premium ke Pertalite secara Bertahap