Komunitas terakhir yang berada dalam risiko polio hidup di tempat-tempat yang sulit dijangkau imunisasi.
Nigeria menjadi negara terakhir di Afrika yang melaporkan kasus polio liar, yaitu di Borno, pusat pemberontakan Boko Haram pada 2016 silam.
Saat itu, negara telah membuat kemajuan besar dengan tidak mencatat adanya kasus polio selama dua tahun.
Penanganan kasus polio baru di Borno waktu itu menjadi sulit tertangani dengan cepat karena pemberontakan yang terjadi. Borno sangat sulit dijangkau.
Lebih dari 2 juta orang pun mengungsi akibat pertemppuran tersebut.
Pekerja garis depan, yang 95 persen merupakan perempuan, berhasil melewati daearh konflik seperti Danau Chad dengan perahu dan mengirimkan vaksin ke wilayah terpencil.
Namun, tersebar rumor yang salah tentang vaksin tersebut sehingga sempat memperlambat upaya imunisasi.
Setelah itu, kampanye vaksin berhasil dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya meskipun rumor tetap ada.
Perjuangan pun terus dilakukan hingga membutuhkan beberapa dekade untuk memberantas polio sekaligus kecurigaan terhadap vaksin.
Baca juga: Gejala Infeksi Polio pada Anak
Meski sudah akan dideklarasikan bebas, polio diketahui dengan mudah dapat masuk ke sebuah negara dan menyebar dengan cepat pada populasi yang tidak diimunisasi.
Fenomena ini terjadi di Angola, yang pada akhirnya tetap mampu mengalahkan polio pada 2001 silam.
Negara tersebut berhasil terbebas dari polio selama 4 tahun hingga sejumlah kasus yang diduga datang dari luar negara.
WHO mengatakan, negara-negara harus tetap waspada dan menghindari rasa puas diri hingga ada pemberantasan secara global.
Jika pertahanan diturunkan dengan kegagalan vaksinasi, polio liar dapat menyebar dengan cepat.