Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Sepeda Lebih Kencang Tanpa Dikayuh, Ini Penjelasan Ahli Fisika

Kompas.com - 23/08/2020, 20:33 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan sekelompok orang tengah bersepeda di jalan raya beredar di media sosial Twitter.

Hal yang berbeda, dalam video yang diunggah akun @semestasains pada Sabtu (22/8/2020), salah seorang pesepeda yang tiba-tiba mengubah gaya bersepedanya.

Pesepeda itu tidak lagi mengayuh sepedanya, melainkan menelungkupkan badannya di atas sadel sepeda, mirip seperti tokoh superhero Superman sedang terbang.

Meski tidak dikayuh, namun sepeda yang dinaikinya justru melaju lebih kencang dan menyalip pesepeda lainnya.

Video itu sudah disukai lebih dari 5.100 pengguna Twitter dan dikomentari 1.500 warganet.

Beberapa warganet yang berkomentar mengatakan fenomena itu bisa terjadi karena pesepeda itu melintas di jalanan menurun, sehingga bisa melaju lebih kencang.

Akun @semestasains menyebut, hal itu terjadi karena pesepeda yang bergaya Superman itu melaju lebih kencang karena memahami hukum dasar aerodinamika.

Namun, benarkah demikian?

Penjelasan ahli fisika

Guru Besar Fisika Teori FMIPA-IPB, Husin Alatas, mengatakan pesepeda bergaya Superman itu bisa lebih cepat karena tekanan udara antara bagian depan dan belakang sepeda menjadi semakin kecil.

Pesepeda yang memposisikan dirinya mendatar, kata dia, membuat gaya hambat udara berkurang.

Baca juga: 5 Hal Seputar Sepeda Kreuz, Disebut Mirip Brompton hingga Dipesan Jokowi

Husin mengatakan hal ini dimungkinkan karena aliran udara di sekitar sepeda dan tubuh pesepeda relatif tidak banyak perbedaan, antara bagian depan sepeda dengan bagian belakang.

"Berdasarkan fenomena yang diamati, terlihat bahwa pengurangan besar gaya hambat udara secara signifikan mengubah momentum sepeda," kata Husin saat dihubungi Kompas.com.

"Meskipun sepeda tidak lagi dikayuh dan torsi gaya yang berkontribusi pada putaran roda hanya berasal dari gaya gravitasi akibat kemiringan jalan," imbuhnya.

Baca juga: Setelah Sepeda, Berkemah Mulai Jadi Tren di Masa Pandemi Corona

Dalam fisika, kuantitas gerak ditentukan oleh besaran yang bernama momentum, yang besarnya bergantung pada massa sepeda ditambah pesepeda, serta kecepatannya.

Husin menjelaskan besar momentum sepeda dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja padanya.

Ada beberapa gaya yang bekerja, antara lain gaya gravitasi akibat jalan yang menurun, gaya dorong yang berasal dari kayuhan pesepeda, gaya hambat udara yang dipengaruhi oleh struktur sepeda dan posisi tubuh pesepeda, serta gaya gesek antara sepeda dengan jalan.

"Khusus gaya hambat udara, muncul karena adanya perbedaan tekanan udara di bagian depan yang lebih besar ketimbang bagian belakang sepeda akibat perbedaan kerapatan udara antara kedua bagian," kata Husin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com