Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Ninja Dirampok, Uang Rp 139 Juta Raib Hanya dalam Tiga Menit

Kompas.com - 22/08/2020, 14:40 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Ninja Iga-ryu yang terletak di kota Iga, pusat prefektur Mie, Jepang, dirampok awal minggu ini, Senin (17/8/2020).

Keterangan tersebut disampaikan oleh staf museum. Ia mengatakan, pencuri berhasil mengambil lebih dari satu juta yen atau sekitar 9.470 dollar (Rp 139 juta) dari museum tersebut.

Menurut staf itu, pencuri membobol masuk ke dalam museum dan mengambil brankas berisi uang dari hasl penjualan lebih dari 1.000 tiket masuk pengunjung.

Brankas yang dicuri ini memiliki berat sekitar 330 pon atau kurang lebih 150 kilogram.

Baca juga: Mengenal Master Pertama di Dunia Lulusan Program Studi Ninja

Hanya 3 menit

Staf museum juga menyebut bahwa para pencuri ini masuk dan keluar dari museum dalam waktu tiga menit saja.

"Itu (pencurian) hanya berlangsung selama tiga menit," kata pihak museum sebagaimana dikutip Insider, Sabtu (22/8/2020).

Pihak museum menduga, pencurian telah direncanakan secara matang. Hal itu apabila melihat waktu yang singkat pencuri dalam beraksi. 

"Sudah direncanakan. Mereka pasti telah memeriksa dan mengawasi kita," ungkap pihak museum.

Selain itu, museum yang terletak di dalam hutan juga kemungkinan menjadi pertimbangan target bagi pencuri.

Menurut surat kabar Yomiuri Shimbun yang diterjemahkan oleh The Guardian, para pencuri menunggu hingga malam tiba, yaitu saat museum telah tutup.

Mereka menjalankan pencuriannya saat itu.

Diberitakan, kelompok pencuri ini membobol masuk ke dalam bangunan dengan membuka pintu menggunakan linggis.

Baca juga: Sejarah Kawasaki Ninja dari Generasi Ke Generasi, Mana Favorit Anda?

Rekaman cctv

Rekaman kamera keamanan museum menunjukkan para pelaku yang berhenti di dalam gedung.

Salah satu pencuri terlihat berjalan ke arah kamera keamanan dan memutarnya ke arah tanah.

Hingga kini, belum ada tersangka yang disebutkan oleh polisi secara pasti.

Museum ninja Iga-ryu sendiri didedikasikan untuk sejarah dan praktik ninja. Saat ini, museum tersebut menjadi salah satu tujuan wisatawan di Jepang.

Wilayah Iga juga sangat dikenal oleh orang-orang yang tertarik mempelajari ninja.

Menurut legenda setempat, dulunya, Iga merupakan tempat tinggal dari klan ninja terkenal Iga. 

Tiap tahunnya, Iga mengadakan festival ninja besar-besaran yang menarik ribuan pengunjung dengan pertunjukan tradisional, tempat kostum ninja, sesi pelatihan ninja, dan banyak lainnya.

Pada tahun 2017 lalu, Mie University juga mendirikan Pusat Penelitian Ninja di Iga dan menjadi pusat penelitian pertama di dunia yang didedikasikan untuk studi ninja.

Genichi Mitsuhashi menjadi orang pertama yang meraih gelar master dalam studi ninja setelah menyelesaikan pendidikan di Mie University tahun lalu. Saat ini, ia mengajar seni ninja di dojo-nya sendiri di Iga.

"Iga adalah dimana ninja pernah tinggal. Iklim di wilayah ini menunjukkan tempat alami dari para ninja," kata dia.

Ninja sendiri dikenal dengan kemampuan tinggi dan kerahasiaannya. Mereka disebut sebagai ahli untuk melakukan mata-mata, sabotase, hingga pembunuhan. 

Baca juga: Unik! Toilet Umum Tembus Pandang di Jepang, Berani Coba?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com