Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebanon Catatkan Peningkatan Tajam Kasus Corona sejak Ledakan Beirut

Kompas.com - 17/08/2020, 19:55 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lebanon menghadapi lonjakan kasus virus corona setelah ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut awal bulan ini.

Akibat ledakan tersebut, sekitar 180 orang tewas, lebih dari 6.000 luka-luka dan seperempat juta warga kehilangan tempat tinggal.

Ledakan itu membuat korbannya membanjiri rumah sakit kota dan juga merusak dua rumah sakit yang memiliki peran kunci dalam menangani kasus virus.

Menjelang lonjakan, pejabat medis telah memperingatkan bahaya berkerumun di rumah sakit setelah ledakan, di pemakaman, atau saat orang-orang menggeledah puing-puing.

Protes dan demonstrasi juga pecah setelah ledakan itu ketika warga Lebanon melampiaskan amarah mereka pada kelas penguasa karena dinilai salah urus selama beberapa dekade.

Baca juga: Sepekan Ledakan Lebanon, Apa Saja Fakta yang Diketahui Sejauh Ini?

Total kasus Covid-19

Pada Minggu (16/8/2020), Lebanon mencatat 439 kasus baru dan enam kematian. Total kasus di negera berpenduduk 5 juta jiwa itu mencapai 8.881 dengan 103 kematian.

Awalnya, langkah-langkah ketat yang diterapkan pemerintah mampu mengendalian kasus Covid-19 di Lebanon.

Namun, peningkatan mulai terjadi setelah penguncian dan jam malam dicabut.

Penasihat Medis Perdana Menteri Hassan Dia menyebut tingkat positive rate di negera itu telah meningkat dari 2,1 persen menjadi 5,6 persen hanya dalam empat minggu.

"Virus tidak membedakan kami. Angka 5 persen adalah ancaman nyata bagi seluruh bangsa kita," tegas dia, dikutip dari AP, Senin (17/8/2020).

Sementara itu, Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan mengatakan bahwa virus telah menyebar di setiap kota dan hampir setiap desa.

"Ini masalah hidup dan mati. Rumah sakit swasta dan umum sebentar lagi mungkin tak dapat menerima lebih banyak pasien," kata Hassan.

Baca juga: Kisah Sarah Fares, Paramedis Korban Ledakan Lebanon yang Menjadi Simbol Kesedihan

Lockdown

Dengan meningkatnya kasus virus corona di Lebanon tersebut, Hassan pun mendesak adanya penguncian selama dua minggu.

"Kami hari ini menyatakan keadaan siaga umum dan kami membutuhkan keputusan berani untuk menutup (negara) selama dua minggu," kata Hamad Hassan kepada radio Voice of Lebanon, dilansir dari Reuters, Senin (17/8/2020).

"Kami semua menghadapi tantangan nyata dan angka yang tercatat pada periode terakhir sangat mengejutkan," sambungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com