Pendapat serupa juga disampaikan oleh Ahli Imunologi di University of Michigan, Cheong-Hee Chang.
"Sulit diprediksi tentang apa yang akan terjadi kemudian. Manusia sangat heterogen. Ada begitu banyak faktor yang dapat berperan," katanya.
Penelusuran terhadap respons manusia juga membutuhkan waktu yang panjang.
"Memori kekebalan yang baik, membutuhkan molekul dan sel yang melimpah, efektif, dan tahan lama. Para ilmuwan belum dapat mengatakan ketiganya telah terpenuhi secara pasti," tambah Dr Pepper.
Dr Pepper menyebutkan, temuan ini dapat membantu meredam kekhawatiran baru-baru ini atas kemampuan virus menipu sistem kekebalan tubuh dan membuat orang rentan terkena penyakit berulang kali.
Baca juga: Studi: Perubahan Suara Bisa Jadi Indikasi Covid-19