Beberapa jam sebelum ledakan, Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri memiliki 19 pasien perawatan kritis dan kapasitasnya hanya untuk 23.
Lima puluh lima dari 80 tempat tidur regulernya juga dipenuhi dengan pasien yang dikonfirmasi atau dicurigai sebagai pasien Covid-19.
Di ibu kota, beberapa rumah sakit masih menerima pasien Covid-19, meskipun hanya yang paling kritis.
Upaya sedang dilakukan untuk memindahkan pasien dengan cedera serius, terinfeksi Covid-19 atau tidak, ke rumah sakit di luar Lebanon.
Baca juga: Berusia 96 Tahun, Pejuang PD II Lulus Diploma di Tengah Covid-19
Lebanon memiliki beberapa rumah sakit lain yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk pasien Covid-19 di luar Beirut.
Hingga Kamis (6/8/2020), di seluruh Lebanon ada 40 pasien Covid-19 di unit perawatan intensif dan 125 pasien di tempat tidur biasa di rumah sakit yang dikelola pemerintah.
Para medis melakukan pengawasan, pelacakan kontak, dan pengujian. Tapi jika jumlah kasus kritis meningkat hal itu tentu berbahaya.
Baca juga: Jepang Hadapi Babak Baru Pandemi Corona, Bagaimana Situasinya?
Rumah sakit Lebanon kewalahan setelah ledakan menghantam pelabuhan Beirut yang menewaskan sedikitnya 137 dan melukai 5.000.
Total sebanyak empat rumah sakit rusak dalam ledakan itu. Salah satu yang terparah adalah Rumah Sakit St. George di Beirut Tengah (salah satu kota terbesar di Beirut).
Rumah sakit tersebut mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga harus ditutup. Letak rumah sakit itu sekitar 6-10 mil atau sekitar satu kilometer dari pusat ledakan.
Pihak rumah sakit bahkan terpaksa mengirim pasien ke tempat lain.
Baca juga: Viral Video Tenaga Medis Parodikan Film Kera Sakti di Sebuah Rumah Sakit
Lusinan pasien dan pengunjung terluka oleh puing-puing yang jatuh dan kaca yang beterbangan.
"Setiap lantai rumah sakit rusak. Aku tidak pernah melihat ini, bahkan selama perang. Ini bencana," kata Kepala Hematologi dan Onkologi Anak RS St. George Dr Peter Noun, dilansir The New York Times, Selasa (4/8/2020).
Selain itu, Rumah Sakit Bikhazi Medical Group juga mengalami kerusakan parah. Bahkan langit-langit jatuh menimpa beberapa pasien.
"Rumah sakit ini memiliki banyak kaca pecah, pintu masuk rumah sakit benar-benar hancur," kata Direktur rumah sakit Rima Azar.
Meski begitu, masih terlalu dini untuk mengetahui dampak ledakan terhadap wabah virus corona di Lebanon.
Baca juga: Akibat Wabah Pes di Mongolia Dalam, China Isolasi Satu Desa