Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emas Cenderung Naik Saat Terjadi Ketidakpastian Ekonomi, Mengapa?

Kompas.com - 03/08/2020, 12:56 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat ini di tengah pandemi Covid-19, harga emas di pasaran justru sedang tinggi-tingginya.

Dilansir dari situs resmi Logam Mulia, Sabtu (130/7/2020), harga emas Antam naik Rp 12.000 dibanding sebelumnya, menjadi Rp 1.028.000 per gram. Posisi ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah penjualan emas Antam.

Hal ini sebagaimana diberitakan Kompas.com (1/8/2020).

Sementara itu, harga buyback naik Rp 13.000 menjadi Rp 926.000 per gram. Ini merupakan harga buyback alias tertinggi sepanjang masa.

Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

Baca juga: Mengapa Harga Emas Cenderung Terus Naik?

Lantas mengapa harga emas justru melambung ketika terjadi pergolakan atau ketidakpastian ekonomi seperti saat ini?

Menanggapi hal itu, perencana keuangan Safir Senduk menjelaskan emas menjadi diminati saat terjadi gonjang-ganjing perekonomian dikarenakan oleh nilai intrinsik dan nominal emas yang sama.

"Ada nilai intrinsik yang setara dengan nilai nominalnya," kata Safir kepada Kompas.com baru-baru ini.

Nilai intrinsik adalah nilai yang terkandung dalam bahan pembuatan, sementara nilai nominal adalah nilai yang melekat pada benda tersebut setelah menjadi suatu produk.

Contoh mudah adalah pada uang.

"Uang itu ada nilai nominal ada nilai intrinsik. Nilai nominal adalah (nominal) uang yang tercantum di bahannya (kertasnya), sementara nilai intrinsik adalah nilai bahan itu sendiri," ujar Safir.

"Jadi, bisa jadi uang (nominal) Rp 100.000 itu nilai kertasnya (intrinsiknya) cuma Rp 10.000, tapi pada emas nilai nominal dan nilai intrinsik, InsyaAllah sama," lanjut dia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bongkahan Emas The Welcome Stranger Ditemukan di Australia

Membeli emas

Jadi ketika selembar uang kertas sobek atau terpotong menjadi dua bagian, maka nilai nominal dari uang tersebut hilang. Uang Rp 100.000 yang tergunting jadi dua bagian tidak lagi bisa dipakai sebagai alat transaksi, meskipun bisa ditukarkan.

Namun emas, tidak berlaku yang demikian. Dalam kondisi seperti apa pun harga emas tidak akan terpengaruh dari kondisi fisiknya.

Dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu, masyarakat kemudian banyak yang berlari mengamankan hartanya dengan membeli emas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com