Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai "Gilang Bungkus", Apakah Fetish Berbahaya dan Bisa Dikenali?

Kompas.com - 01/08/2020, 18:03 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu sebuah unggahan mengenai adanya dugaan kasus pelecehan seksual yang mencatut mahasiswa di salah satu PTN Surabaya viral di Twitter.

Berawal dari utas tersebut kemudian ramai soal 'gilang bungkus' dan 'pocong jarik' mengacu pada praktik dugaan pelecehan seksual dengam membungkus korbannya dengan kain. 

Twit itu ditulis oleh salah satu korban yang menceritakan pengalamannya tersebut. Dalam twit tersebut korban mengatakan awalnya berkenalan dengan pelaku lewat media sosial.

Semula korban diajak mengikuti penelitian untuk membantu pelaku dalam rangka menyelesaikan skripsinya.

Akan tetapi lama kelamaan korban menemukan ada yang aneh, sehingga merasa harus mengungkapnya ke publik. Dugaan pelecehan seksual itu menyebut-nyebut soal fetish.

Baca juga: Viral Utas soal Predator Fetish Kain Jarik, Ini Tanggapan Unair

Apa itu fetish

Psikolog Klinis Dewasa Ni Made Diah Ayu Anggreni, M.Psi., menjelaskan fetish atau Fetishistic Disorder merupakan salah satu bentuk dari penyimpangan seksual atau paraphilic disorder.

Dia menjelaskan, berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM), fetishistic disorder adalah daya tarik seksual yang intens pada benda mati atau bagian tubuh tertentu untuk mencapai kepuasan seksual.

Umumnya bagian tubuh itu tidak dipandang erotis atau tidak menstimulasi secara seksual.

"Hal ini terjadi secara terus menerus atau berulang. Individu dengan fetishistic disorder tidak akan mengalami kepuasan seksual jika tidak ada objek yang merupakan fetish-nya," ujarnya pada Kompas.com, Sabtu (1/8/2020).

Apakah berbahaya?

Ditanyakan apakah fetish berbahaya atau tidak, menurut Diah dikatakan berbahaya apabila merugikan diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik, psikologis, ataupun materi.

"Sehingga, jika sudah menunjukkan perilaku tersebut, perlu untuk ditangani dengan segera. Misalnya dengan terapi psikologis dan/atau penanganan farmakologi oleh psikiater," kata Diah.

Dia menjelaskan, dalam perkembangan manusia, fetish dapat muncul dalam konteks normal (bukan merupakan gangguan atau penyimpangan).

Baca juga: Fetish Kain Jarik Berkedok Riset di Surabaya, Ini 4 Fakta Penting yang Perlu Diketahui

Seseorang baru dikatakan sebagai Fetishistic disorder jika sesuai dengan kriteria berikut:

  • Ketertarikan seksual pada benda mati atau bagian tubuh yang umumnya tidak erotis, dialami lebih dari 6 bulan.
  • Perilaku fetish yang ditunjukkan menyebabkan distress dan mengganggu fungsi sehari-hari (misal tidak dapat menjalani pekerjaan/aktivitas sehari-hari dengan baik).
  • Objek fetish bukan merupakan benda yang dirancang untuk menstimulasi secara seksual.

Dia juga menjelaskan, objek fetish dapat dikategorisasikan dalam 2 tipe, yaitu form fetishes dan media fetishes.

Pada form fetish bentuk atau wujud dari objek menjadi sangat penting, misalnya sepatu hak tinggi, sarung tangan, dan lain-lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com