Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mokhtar Alim Shokder, Pembuat Kaligrafi pada Kiswah Kabah

Kompas.com - 31/07/2020, 07:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

"Itu adalah salah satu momen paling bahagia dalam hidup saya dan anugrah terbesar dari Tuhan. Mimpi ayah saya menjadi kenyataan," terang dia.

Baca juga: Melihat Kabah dalam Video 360 Derajat

Dalam membuat karya, ia mengaku telah terpengaruh oleh beberapa kaligrafer, terutama Sami Efendi, seorang kaligrafar dari masa Ottoman.

Shokder terkesan saat pertama kali melihat salah satu karya Efendi dan tak ragu menyebutnya sebagai panutan bagi semua ahli kaligrafi.

Ia kemudian menceritakan bahwa metode penulisan kaligrafi di kiswah telah berkembang selama bertahun-tahun.

Pendahulu Shokder, Abdulraheem Ameen Bokhari menggunakan kapur untuk menulis naskah di kain sutra.

Kemudian di tahun-tahun berikutnya, pencetakan sablon memungkinkan kaligrafer untuk menyimpan skrip di komputer, sebuah metode yang dapat meningkatkan kualitas skrip.

Akan tetapi, kata dia, perubahan metode penulisan kaligrafi di kiswah itu baru disepakati usai dilakukan studi konprehensif.

Meski sudah 17 tahun menjadi satu-satunya penulis kaligrafi kiswah, Shokder mengungkapkan ada satu bagian yang paling rumit dan menantang dalam pekerjaannya.

Bagian itu adalah teks yang saling tumpang tindih. Untuk menghasilkan karya yan tepat, Shokder harus mencoba beberapa kali sebelum mencapai hasil yang diinginkan.

Baca juga: Update Haji 2020: Hari Ini Jemaah Wukuf di Arafah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Tren
Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Tren
Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Tren
Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Tren
Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com