"Itu adalah salah satu momen paling bahagia dalam hidup saya dan anugrah terbesar dari Tuhan. Mimpi ayah saya menjadi kenyataan," terang dia.
Baca juga: Melihat Kabah dalam Video 360 Derajat
Dalam membuat karya, ia mengaku telah terpengaruh oleh beberapa kaligrafer, terutama Sami Efendi, seorang kaligrafar dari masa Ottoman.
Shokder terkesan saat pertama kali melihat salah satu karya Efendi dan tak ragu menyebutnya sebagai panutan bagi semua ahli kaligrafi.
Ia kemudian menceritakan bahwa metode penulisan kaligrafi di kiswah telah berkembang selama bertahun-tahun.
Pendahulu Shokder, Abdulraheem Ameen Bokhari menggunakan kapur untuk menulis naskah di kain sutra.
Kemudian di tahun-tahun berikutnya, pencetakan sablon memungkinkan kaligrafer untuk menyimpan skrip di komputer, sebuah metode yang dapat meningkatkan kualitas skrip.
Akan tetapi, kata dia, perubahan metode penulisan kaligrafi di kiswah itu baru disepakati usai dilakukan studi konprehensif.
Meski sudah 17 tahun menjadi satu-satunya penulis kaligrafi kiswah, Shokder mengungkapkan ada satu bagian yang paling rumit dan menantang dalam pekerjaannya.
Bagian itu adalah teks yang saling tumpang tindih. Untuk menghasilkan karya yan tepat, Shokder harus mencoba beberapa kali sebelum mencapai hasil yang diinginkan.
Baca juga: Update Haji 2020: Hari Ini Jemaah Wukuf di Arafah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.