Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Video Viral Berbahasa Sunda Logat Korea Selatan

Kompas.com - 30/07/2020, 19:30 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dalam akun instagramnya, banyak konten video parodi menggunakan unsur Korea Selatan. Seperti cover lagu maupun video berita dengan bahasa Sunda tapi logat Korea Selatan.

"Kalau kita punya pesan apa pun kalau dibawain dengan berbau Korea itu jadi lebih cepet booming," kata Deon.

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?

Dirinya meyakini sosialisasi adaptasi kebiasaan baru dengan hal-hal berbau Korea Selatan dapat lebih cepat diterima masyarakat.

Selain hal di atas, dirinya mengungkapkan adanya misi tersembunyi.

"Di situ saya juga bawa misi, agar orang-orang yang non Sunda jadi penasaran pengin belajar bahasa Sunda. Sebagai orang Sunda (saya) ada kewajiban untuk menyebarkan bahasa kita juga," kata Deon.

Baca juga: Topan Hagibis Melanda Jepang, Ternyata Namanya dari Bahasa Tagalog Filipina

Prosesnya hanya sehari

Deon mengungkapkan pembuatan video tersebut berlangsung cepat, karena hanya butuh waktu satu hari.

"Jadi pagi-pagi shoot orang-orang dan suasana Bandung. Sore ngedit, malemnya posting," ungkapnya.

Terkait dengan skrip atau naskah, pihaknya menjelaskan dilakukan sehari sebelum proses shooting dilakukan.

Deon menegaskan, melakukan semuanya seorang diri, lantaran ia mengaku tidak memiliki tim. Jadi proses pembuatan skrip, mengambil gambar, hingga editing semua dilakukannya sendiri.

Apabila menemui bagian yang tidak sekiranya tidak mirip dengan Korea Selatan maka akan disunting.

Baca juga: Viral, Video Cara Mematikan Kutu dengan Raket Listrik ke Tubuh Kucing, Ini Penjelasan Dokter...

Bukan pertama kali

Lebih lanjut, Deon mengaku videonya tersebut bukanlah yang pertama kali viral di media sosial. Sebelumnya, videonya yang pernah viral bahkan pernah di-repost oleh Gubernur, Wali Kota serta Pemkot Bandung.

"Dulu pertama video soal Korea Utara. Tapi karena saya enggak pakai watermark jadi orang-orang enggak tahu, banyak yang nge-repost tapi enggak tahu itu dari siapa. Jadi saya bikin pakai watermark yang sekarang," tuturnya.

Saat ditanya terkait profesi, Deon mengaku pernah bekerja di salah satu restoran fast food, namun semenjak pandemi ia dirumahkan hingga Desember 2020.

"Ternyata jadi konten kreator ada dampak positifnya juga ya, nambah-nambah," kata Deon.

Ke depan, dirinya berencana akan membuat konten dengan bahasa Sunda tetapi dibawakan dengan logat bahasa negara lain.

Baca juga: Ramai soal Video Berjubelnya Para Pendaki di Gunung Lawu, Ini Penjelasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com