Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Corona Meningkat, Hong Kong Kewalahan Hadapi Lonjakan Pasien

Kompas.com - 29/07/2020, 15:40 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam telah memperingatkan bahwa sistem rumah sakit kota itu dapat kewalahan karena menghadapi peningkatan tajam kasus-kasus virus corona.

Dia mengatakan Hong Kong berada di ambang wabah peyebaran skala besar, dan mendesak semua orang untuk tetap tinggal di rumah.

Melansir BBC, Rabu (29/7/2020), peraturan baru kini diterapkan, termasuk kewajiban pemakaian masker dan larangan makan di restoran.

Hong Kong yang sebelumnya sukses melawan Covid-19 kini secara rutin melaporkan lebih dari 100 kasus baru tiap harinya.

Padahal, kurang dari sebulan yang lalu, rata-rata penambahan jumlah kasus harian di Hong Kong hanya di bawah 10 kasus.

Rumah sakit kewalahan

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, (28/7/2020) malam, Lam memperingatkan bahwa sistem rumah sakit yang kewalahan karena lonjakan pasien dapat memakan korban jiwa, terutama orang tua.

Dia meminta warga Hong Kong untuk mematuhi pembatasan sosial dan tetap tinggal di rumah guna mengurangi potensi penyebaran virus corona.

Pernyataan itu dia sampaikan ketika Hong Kong mengonfirmasi 106 kasus virus korona baru pada Selasa, (28/7/2020), dan melaporkan total 23 kasus kematian.

Sementara itu pada Senin, (27/7/2020) penambahan kasus harian mencatatkan rekor 145 kasus hanya dalam satu hari.

Baca juga: Saat Warga Hong Kong Alami Kelelahan Pandemi

Aturan ketat diterapkan

Mulai Rabu, (29/7/2020) sejumlah aturan ketat diterapkan di Hong Kong, antara lain warga dilarang makan di restoran, dan hanya dua orang dari rumah tangga yang berbeda dapat bertemu.

Selain itu, penggunaan masker wajah kini diwajibkan di semua ruang publik.

Sebelumnya, telah diumumkan bahwa ruang-ruang publik seperti bar, gym, dan salon kecantikan akan ditutup.

Pada awal bulan Juli, pertemuan publik hingga 50 orang masih diizinkan, tetapi ketentuan tersebut direvisi menjadi empat orang, dan sekarang dikurangi lagi menjadi dua orang.

Sukses di awal wabah

Tangkapan layar grafik virus corona di Hong Kong di Worldometersscreenshoot Tangkapan layar grafik virus corona di Hong Kong di Worldometers

Pada awal pandemi Covid-19, Hong Kong terbilang cukup sigap dan berhasil mengendalikan penyebaran virus corona.

Mereka mengurangi perjalanan dari dan ke China daratan, serta melakukan pelacakan kontak dengan baik, juga menerapkan sejumlah pembatasan sosial yang sukses.

Hasilnya, Hong Kong melewati berminggu-minggu tanpa kasus yang penularan lokal.

Namun, memasuki fase new normal, terjadi peningkatan jumlah kasus yang ditransmisikan secara lokal. Jumlah rata-rata kasus baru naik dari satuan hingga belasan pada, menjadi lebih dari 120 kasus tiap hari.

Baca juga: Gelombang Ketiga dan Lonjakan Paling Menakutkan Kasus Covid-19 di Hong Kong...

Seorang profesor di Universitas Hong Kong mengatakan, kasus-kasus itu kemungkinan muncul karena kesalahan prosedur perbatasan di Hong Kong.

Jin Dongyan mengatakan kepada Global Times bahwa pasien dari luar negeri mungkin telah membawa virus yang mengakibatkan penularan lokal di Hong Kong saat ini.

Orang terakhir yang meninggal akibat virus itu adalah seorang penghuni panti jompo, di mana sedikitnya 45 kasus infeksi telah dicatat.

Ilmuwan lokal telah menyuarakan kekhawatiran bahwa strain virus yang beredar di Hong Kong dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar.

Dikatakan bahwa virus itu belum bermutasi selama setidaknya 22 hari, yang artinya bisa beradaptasi dengan baik pada manusia, dan menjadi lebih mudah ditularkan.

Menjelang pemilihan umum

Langkah-langkah pembatasan ketat diterapkan di tengah laporan bahwa pemilihan parlemen Hong Kong, Dewan Legislatif, dapat ditunda selama setahun.

Kantor berita HK01, Hong Kong Economic Times dan TVB mengatakan pemerintah telah membuat keputusan, yang belum diumumkan secara resmi, karena masalah virus corona.

Rencananya, pemilihan akan diadakan pada tanggal 6 September. Namun, tokoh-tokoh oposisi menyebut penundaan itu dilakukan untuk menghindari kecaman atas undang-undang keamanan nasional yang baru.

Undang-undang berskala luas, yang diberlakukan oleh Beijing bulan lalu, mengkriminalkan tindakan pemisahan diri dari China, subversi, terorisme, dan kolusi".

Hal itu dilihat sebagai pembatasan atas penyampaian kritik dan kebebasan berbicara, dan juga meningkatkan kontrol Beijing atas Hong Kong, yang telah menjadi wilayah administrasi khusus China sejak Inggris tidak lagi berkuasa pada 1997.

Baca juga: Aturan Ketat Social Distancing di Hong Kong, Tidak Pakai Masker Denda Rp 9,4 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com