Misalnya ujung jari kebiruan, dan menggigil atau gemetar.
"Ujung jari kebiruan bisa terjadi akibat pengecilan pembuluh darah kecil di ujung tubuh (vasokonstriksi pembuluh perifer), jika terus berlanjut akan mengalami kematian jaringan, sehingga pada orang dengan kulit putih akan terlihat biru," ujar Em.
Tanda-tanda lain yang sering dialami seseorang ketika merasa kedinginan yakni bersin atau keluar bercak-bercak biduran.
Dua hal ini, menurut Em, merupakan reaksi alergi dingin yang dikeluarkan oleh tubuh.
Penyakit yang timbul selama cuaca dingin
Di sisi lain, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam, SpPD mengungkapkan, ada dua kategori penyakit ketika udara dingin.
Keduanya yakni penyakit yang sudah ada sebelumnya atau dapat kambuh dan penyakit langsung.
Pada penyakit yang sudah ada sebelumnnya, masyarakat akan mengalami kekambuhan karena udara yang dingin. Adapun penyakit tersebut yakni asma (sesak napas), pilek alergi (rinitis alergi), sinusitis, serta alergi kulit karena udara dingin.
Sementara, untuk penyakit yang timbul langsung akibat udara dingin yakni kulit menjadi kering, kulit telapak kaki pecah-pecah, bibir pecah-pecah, dan pada kasus tertentu muncul mimisan.
"Jika paparan udara dingin terus berlangsung akan terjadi penurunan suhu tubuh (hipotermia) yang akan mengancam jiwa orang yang mengalami hipotermia tersebut," ujar Ari saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Minggu (26/7/2020).
Baca juga: Daftar Wilayah yang Mengalami Fenomena Suhu Lebih Dingin
Ari menambahkan, masyarakat yang mempunyai risiko tinggi gangguan kesehatan, karena cuaca dingin yaitu orang usia lanjut, masyarakat dengan komorbid, penyakit diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah.
Terkait adanya potensi penyakit yang terjadi, Ari memberikan beberapa tips ketika menghadapi cuaca dingin.
Baca juga: Mengenal Ulkus Kornea, Infeksi Mata yang Disebabkan Bakteri pada Softlens
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.