Atas karya pikirnya di bidang sastra, SDD juga telah menerima sejumlah penghargaan dari dalam dan luar negeri.
Salah satunya "Penghargaan Akademi Jakarta" tahun 2012, sebagaimana dikutip dari Antara.
Pagi ini, Minggu (19/7/2020) kabar duka itu tiba, sang perangkai kata itu sudah mangkat ke haribaan Sang Kuasa dari ruang perawatannya di RS Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Eyang mengembuskan napas terakhir pada usia 80 tahun.
Baca juga: Mengenang Perjalanan Karier Omas, dari Lenong Betawi hingga Sinetron Kejar Tayang
Selama hidupnya, laki-laki kelahiran Surakata, 20 Maret 1940 ini telah menuliskan puluhan buku yang banyak di antaranya laris manis di pasaran.
"Sebut saja "Yang Fana adalah Waktu", "Ayat-Ayat Api", "Hujan di Bulan Juni", "Melipat Jarak", "Pada Suatu Hari Nanti", dan lainnya.
Ia pun sempat menuliskan sebuah karya tentang kematian, tentang apa yang akan abadi darinya jika nyawa sudah tak lagi di dalam badan.
Sebagai seorang sastrawan, ia betul meyakini, tulisan dan karya-karyanya lah yang akan terus ada dan abadi, meski hadirnya tak lagi ada di Bumi.
Baca juga: Mengenang 14 Tahun Gempa Yogyakarta dan Solidaritasnya untuk Bangkit