"Meskipun tentu saja kita bisa melihat bahwa Mas Gibran kan masih muda dan bisa dikatakan bau kencur," kata Mada.
Baca juga: Usai Ditetapkan Jadi Cawalkot Pilkada Solo, Ini yang Dilakukan Gibran
Dinamika yang terjadi dianggap Mada hal yang biasa dalam partai politik. Dalam proses pencalonan selalu ada tarikan antara pusat dan daerah.
"Antara keinginan DPP dengan keinginan kepengurusan partai di tingkat daerah. Itu saya kira tarikannya tarikan klise yang juga terjadi di pilkada-pilkada sebelumnya," papar Mada.
Hal tersebut karena proses pencalonan atau nominasi cenderung tertutup dan kurang melibatkan partisipasi publik.
"Ada kemungkinan pengaruh oligarki, pengaruh dinasti politik. Kita bicara secara umum. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi sangat terasa sekali dan potensial terjadi," ujar dia.
Oleh karena itu, Mada berharap muncul partai-partai lain yang menawarkan proses nominasi secara lebih terbuka.
"Sehingga ada mekanisme baru, ada proses baru dalam nominasi yang itu sekiranya bisa menjadi mekanisme bagi partai-partai lain untuk menghadapi partai-partai terutama yang dianggap sudah mapan dan kuat di suatu daerah," kata Mada.
Baca juga: Langkah Mulus Gibran dalam Pencalonan Pilkada Solo 2020...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.