Beberapa menit setelah mengorbit, gambar-gambar televisi pertama ditransmisikan melintasi Samudera Atlantik dan diterima melalui stasiun relay di Inggris dan Perancis, di layar televisi Eropa.
Telstar dirancang untuk mengorbit selama kurang lebih dua tahun.
Namun, Telstar 1 hanya mampu mengorbit secara maksimal hingga Februari 1963 karena terkena imbas uji coba nuklir Amerika.
Pada 1963, sebuah satelit baru yang berukuran lebih besar dan lebih berat diluncurkan dan dinamakan Telstar 2.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Satelit Pertama Indonesia Palapa A1 Diluncurkan
Dampak bagi Indonesia
Peluncuran Satelit Telstar I pada 10 Juli 1962 membawa perubahan bagi dunia, tak terkecuali di Indonesia. Keberadaan satelit ini membuat siapa saja bisa "melihat" dunia.
Seperti kisah yang tercatat di Indonesia pada 1968-1969.
Dikutip dari Harian Kompas, 5 September 1968, atas persetujuan Pemerintah Indonesia, Amerika Serikat mulai membangun satelit komunikasi di Kampung Cikukuli, Desa Cilegong, tepatnya sebelah barat Waduk Jatiluhur.
Satelit komunikasi ini akan digunakan untuk merelay siaran televisi dari luar negeri. Sejak itu, masyarakat Indonesia bisa menikmati siaran TV dari negara lain secara langsung.
Selain bisa menikmati siaran TV, keberadaan Ground Station Telstar Jatiluhur juga bisa mempercepat komunikasi Indonesia dengan luar negeri.
Melalui Stasiun Jatiluhur, telepon, suara, dan foto terhubung secara langsung ke berbagai negara seperti Australia, Jepang, Malaysia, Jerman, Inggri,s dan Spanyol.
Satelit ini mempunyai 132 saluran yang setiap harinya melayani hubungan ke luar negeri.
Ketika berlangsungnya pesta olahraga Olimpiade di Tokyo pada 1985, siaran pertandingan Olimpiade bisa tersebar luas ke penjuru dunia.
Berbagai pertandingan bisa dilihat secara langsung oleh masyarakat di dunia tanpa menunggu siaran ulangnya.
Baca juga: Update Virus Corona 10 Juli 2020: 12,3 Juta Orang Terinfeksi, Ini 5 Negara dengan Kasus Tertinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.