Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Aktivitas Gunung Merapi Saat Ini...

Kompas.com - 10/07/2020, 09:19 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dua hari terakhir, ramai perbincangan tentang kondisi Gunung Merapi terkini. Merapi, gunung yang terletak di dua provinsi, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta itu, disebut mengalami penggembungan.

Saat dikonfirmasi, Kamis (9/7/2020), Kepala Seksi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, membenarkan Gunung Merapi mengalami perubahan pada tubuhnya.

Gunung Merapi mengalami penggembungan 0,5 sentimeter per hari.

Menurut dia, penggembungan ini tergolong kecil. Mengapa terjadi penggembungan? Hal ini merupakan pertanda adanya magma yang naik ke permukaan.

Fenomena ini terjadi setelah terjadi letusan pada 21 Juni 2020.

Memahami aktivitas Merapi

Dalam sebuah seminar mitigasi "Kabar Merapi Terkini", 1 Juli 2020, Agus menyebutkan, Merapi saat ini memasuki fase VII yang merupakan fase intrusi konduit dalam.

“Tahap terakhir yang saat ini terjadi adalah fase instrusi magma di dalam konduit dalam,” kata Agus, dikutip dari video BPPTKG.

Jika terjadi tekanan kuat, kata Agus, ekstruksi magma dapat kembali terjadi.

Baca juga: Sultan HB X Minta Masyarakat Tak Khawatir Soal Kondisi Merapi

Gunung Merapi sendiri memiliki sejumlah fase di mana magma bermigrasi yang terlihat dari data pemantauan.

Fase pertama instrusi magma merupakan fase yang diindikasikan dari munculnya letusan freatik tahun 2011-2014.

Fase kedua di konduit dalam diindikasi letusan freatik disertai kegempaan dalam atau volkano tektonik dalam yang sama dengan yang terjadi saat ini pada fase ketujuh.

Fase-fase yang lain yang terjadi pada Merapi adalah fase ke III berupa instrusi kantong magma, fase IV konduit dangkal, fase V ekstruksi pembentukan kubah, serta fase VI ekstruksi awan panas dan guguran larva.

Agus mengatakan, letusan Merapi yang terjadi pada 21 Juni 2020 merupakan aktivitas eksplosif yang cukup besar secara visual dengan dampak abu radius 30 kilometer ke arah barat.

“Yang menarik, perubahan morfologi di mana dinding kawah lava tahun 1997 terkikis 19.000 meter kubik,” kata dia.

Meski demikian, letusan ini bukan yang terbesar sejak 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com