Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] 1.000 Santri di Kudus Tak Sadarkan Diri Setelah Rapid Test

Kompas.com - 09/07/2020, 12:03 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com – Sebuah unggahan tangkapan layar yang menyebutkan lebih dari 1.000 orang santri yang menjalani rapid test lemas hingga tak sadarkan diri beredar di media sosial Facebook.

Informasi yang sama juga beredar di berbagai grup percakapan Whatsapp.

Pesan tersebut juga menyebutkan bahwa dokter yang memeriksa berasal dari China dan saat ini sedang dimintai keterangan oleh Kementerian Kesehatan.

Informasi ini dipastikan tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Unggahan berupa tangkapan layar tersebut salah satunya dibagikan oleh pengguna Facebook Den Bagus di salah satu grup.

Unggahan tersebut telah dihapus, namun bisa diakses di sini.

Ada pun narasi dalam unggahan tersebut sebagai berikut.

“Paling dimintai keterangan berhasil gak bikin santri sakit.
Harusnya TNI- POLRI sigap dan tegas dalam hal ini.Bukan diam.
Klu pun ini ada unsur politik tapi kan ada juga kriminalitasnya,” tulisnya disertai sebuah gambar berisi narasi yang menyebut adanya santri lemas usai rapd test.

Gambar tersebut mencatut media CNN Indonesia dengan narasi:

“SEHARI SETELAH DILAKUKAN RAPID TEST COVID-19 KEPADA PARA SANTRI DI KUDUS, 1.000 SANTRI TAK SADARKAN DIRI
24 Juni 2020

Lebih dari 1.000 Para Santriawan & Santriawati di Kudus dalam keadaan lemah, sebagian tak sadarkan diri, setelah di lakukan Rapid Test Covid-19 oleh Tim Dokter gabungan dari Rs. Indonesia dan Rs. Swasta dari China. Tim Dokter dari China diketuai oleh Lie Kong Nyen, dan dari Indonesia oleh Ringgo Silalahi. Kini ke-2 Tim Dokter tersebut sedang dimintai keterangan
oleh Menteri Kesehatan terkait kejadian tersebut,”

Lantas benarkah hal tersebut?

Konfirmasi Kompas.com

Kompas.com mengonfirmasi informasi ini kepada Redaksi CNN Indonesia, Kamis (9/7/2020). Logo CNN Indonesia dicantumkan dalam tangkapan layar yang beredar dan memuat informasi di atas.

Pemimpin Redaksi CNN Indonesia Titin Rosmasari menyatakan, CNN Indonesia tak pernah menayangkan berita seperti yang dicatut dalam tangkapan layar yang beredar.

"Gambar tangkapan layar dengan judul "SEHARI SETELAH DILAKUKAN RAPID TEST COVID-19 KEPADA PARA SANTRI DI KUDUS, 1.000 SANTRI TAK SADARKAN DIRI" bukan ditulis/dan atau dibuat oleh tim CNNIndonesia.com dan tak pernah ditampilkan pada situs," kata Titin melalui keterangan tertulis, Kamis pagi.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com