Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/07/2020, 21:32 WIB

 

KOMPAS.com - Indonesia sampai saat ini telah melaporkan kasus virus corona sebanyak 64.958 kasus infeksi dengan 3.241 kematian dan 29.919 pasien sembuh.

Jumlah itu termasuk laporan kasus baru harian pada Senin (6/7/2020) sebanyak 1.209 kasus infeksi dan tambahan 70 pasien meninggal dunia.

Dengan demikian, Indonesia telah melaporkan 10.948 kasus infeksi dalam delapan hari terakhir atau rata-rata 1.368 kasus per hari.

Jawa Timur masih menyumbang angka tertinggi dengan 14.013 kasus, disusul DKI Jakarta 12.435 kasus, dan Sulawesi Selatan 5.890 kasus.

Pakar Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan, melihat tren kasus infeksi di Indonesia beberapa hari terakhir, tidak menutup kemungkinan kasus di Indonesia bisa melampaui China.

"Kalau China dengan 83.557 kasus, ada kemungkinan bisa," kata Bayu saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/7/2020).

Baca juga: Lebih dari 60.000 Kasus Covid-19, Apakah Indonesia Sudah Mencapai Puncaknya?

Apabila melihat rata-rata kasus harian di atas, diperkirakan kasus infeksi di Indonesia akan melampaui China bahkan sebelum akhir Juli 2020 nanti.

Sampai saat ini, China telah melaporkan 83.557 kasus infeksi dengan 4.634 kematian dan 78.518 pasien sembuh.

Negeri Tirai Bambu itu disebut tengah menghadapi kasus Covid-19 gelombang kedua setelah laporan kasus baru di Beijing sejak pertengahan Juni 2020 lalu.

Dalam empat hari terakhir, China melaporkan kasus infeksi virus corona di bawah 10. Terbaru, ada 4 tambahan kasus baru dikonfirmasi pada Senin (6/7/2020).

China, negara yang pertama kali melaporkan adanya virus corona Covid-19 pada akhir Desember 2019 lalu. 

Negara tersebut pernah mencatatkan kasus harian tertinggi yaitu sebanyak 14.108 kasus pada 12 Februari. 

Kemudian tertinggi kedua adalah 5.090 pada 13 Februari. Namun berikutnya, kasus infeksi harian di China berangsur-angsur menurun. 

Tangkapan layar grafik kasus harian Covid-19 di China dari Worldometersscreenshoot Tangkapan layar grafik kasus harian Covid-19 di China dari Worldometers

Memasuki bulan Maret, kasus-kasus infeksi harian di China mulai menurun drastis. Sementara sebaliknya, Indonesia baru memulai masa pandemi corona sejak awal Maret. 

Meski demikian, Bayu belum bisa mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada pada puncak pandemi Covid-19.

"Belum bisa bilang puncak selama kita ndak bisa tahu kurva epidemi yang sebenarnya dan sebaiknya dipisah per daerah," jelas dia.

Baca juga: WHO Soroti Waktu Pelaporan Tes dan Data Kematian Terkait Covid-19 di Indonesia

Menurut Bayu, puncak pandemi bisa dilihat ketika telah terjadi penurunan tren yang bermakna usai mencapai mencapai titik tertinggi.

Namun, dia mengingatkan bahwa Covid-19 merupakan tipikal penyakit yang bisa mengalami puncak pandemi lebih dari satu atau sering disebut second wave atau gelombang kedua.

Sementara itu, ujung gelombang pertama kasus Covid-19 di Indonesia sampai saat ini belum terlihat.

"Di Indonesia kita belum melihat ujung wave (gelombang) pertama, bahkan sebagian besar daerah belum. Karena surveilans monitoring yang tidak bagus membuat kurvanya jadi tidak presisi," kata Bayu.

Bayu berharap kasus infeksi Covid-19 di Indonesia tidak terus semakin menanjak dan bisa segera menurun grafiknya.

Sehingga dia menyarankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan agar selalu dilakukan. 

Di samping juga strategi menekan penyebaran virus dengan memperbanyak test, tracing, isolate dan treatmen. 

"Sarannya selalu sama, perkuat testing, perketat perbatasan antar daerah atau surveilans migrasi. Perkuat pengawasan isolasi mandiri di setiap daerah, contact tracing dipekertat, stop mengeluarkan indeks yang membuat bingung," tutur dia. 

Tangkapan layar grafik kasus harian Covid-19 di Indonesia dari Worldometersscreenshoot Tangkapan layar grafik kasus harian Covid-19 di Indonesia dari Worldometers

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+