KOMPAS.com - Ada yang berbeda dengan salju di Pegunungan Alpen yang masuk wilayah Italia. Jika umumnya salju berwarna putih, maka salju di sana mengalami perubahan dari putih menjadi merah muda.
Perubahan warna ini diketahui karena adanya tumbuhan alga di kawasan itu yang membuat warna salju menjadi lebih gelap.
Dikutip dari The Guardian, Senin (6/7/2020), salju berwarna merah muda ini diamati ada di bagian sungai es atau gletser Presena, Alpen.
Tidak hanya membuat warna salju menjadi lebih gelap, keberadaan tanaman itu juga dikhawatirkan akan membuat salju menjadi lebih cepat mencair.
Pink ice in #Italy's Alps sparks algae probe
more: https://t.co/440cfZLIMx pic.twitter.com/3hfnmX431T
— CGTN (@CGTNOfficial) July 6, 2020
Peneliti di Italia yang menginvestigasi fenomena alam tak biasa itu menyebut jumlah alga meningkat drastis akibat efek perubahan iklim.
Masih menjadi perdebatan dari mana alga-alga ini berasal.
Namun, peneliti dari Badan Penelitian Nasional Italia, Biagio Di Mauro, mengatakan, alga yang menyebabkan perubahan warna salju di kawanan Presena ini mirip dengan jenis tumbuhan yang sama yang ditemukan di Greenland.
Di Greenland, tumbuhan ini banyak ditemukan sehingga wilayah itu disebut sebagai Zona Hitam. Pencairan es lebih cepat juga terjadi di sana.
“Alga itu tidak berbahaya. Itu adalah fenomena alam yang terjadi selama musim semi dan panas di tengah wilayah Bumi yang dilalui garis lintang juga di bagian kutub," kata Di Mauro.
Jenis tumbuhan ini dikenal sebagai Ancylonema nordenskioeldii.
Pada kondisi normal, salju memantulkan lebih dari 80 persen radiasi matahari kembali ke atmosfer. Tetapi, saat ganggang bermunculan, mereka menggelapkan warna salju sehingga lebih menyerap panas dan mengakibatkan salju meleleh dengan lebih cepat.
"Semua yang menggelapkan salju menyebabkan salju mencair lebih cepat, karena mereka mempercepat terjadinya penyerapan radiasi," kata Di Mauro.
Ia dan peneliti lain tengah mencoba mencari tahu apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan bumi yang berlebihan, selain faktor manusia.
Di Mauro mengakui, banyaknya pengunjung yang berjalan kaki maupun menggunakan ski juga dapat memengaruhi pertumbuhan alga.
Pengunjung pun menyesalkan perubahan iklim yang terjadi. Mereka meyakini Bumi yang saat ini terlalu panas adalah sebuah masalah.