KOMPAS.com – Kawasan pantai di resor pantai terkenal Meksiko, Acapulco menjadi pembicaran di media sosial belakangan ini.
Acapulco adalah pelabuhan di negara bagian Guerrero, Meksiko, 300 km dari Ciudad de Mexico. Kota ini dikenal sebagai salah satu resor pantai tertua dan paling terkenal di Meksiko.
Namun Acapulco kali ini bukan karena keindahan pantainya, namun karena dugaan pencemaran lingkungan.
Hal itu setelah adanya video yang beredar mengenai pembuangan limbah mentah ke laut lepas di kawasan tersebut.
Pemandangan memprihatinkan tersebut terekam dalam sebuah video viral yang mendorong para pejabat setempat menjanjikan penyelidikan perbaikan saluran air yang rusak.
Video tersebut bahkan tak hanya viral di Meksiko, sejumlah netizen di Indonesia juga ramai membicarakan video ini di media sosial Instagram dan Twitter.
Salah satu netizen Indonesia yang membagikan video tersebut adalah akun
@HafidzAlattas
“Ngeri miris liat limbah dibuang ke laut kayak gini. Ini terjadi saat ini di Acapulco Meksiko. Ibu @susipudjiastuti
tlg jgn sampai semacam ini terjadi di Indonesia
cc
@kkpgoid
Video dari IG: Indoflashlight,” tulisnya sembari melampirkan sebuah video yang memperlihatkan bagaimana aliran limbah berwarna hitam dibuang ke laut.
Ngeri miris liat limbah dibuang ke laut kayak gini. Ini terjadi saat ini di Acapulco Meksiko. Ibu @susipudjiastuti tlg jgn sampai semacam ini terjadi di Indonesia ???? cc @kkpgoid
Video dari IG: Indoflashlight pic.twitter.com/4a8ndsw0fa
— Hafidz ALATTAS (@HafidzAlattas) June 30, 2020
Melansir dari Reuters, video pembuangan limbah tersebut merupakan video yang diambil dari sebuah balkon tak jauh dari lokasi limbah berada.
Limbah dalam video mengalir ke lepas Pantai Icacos Acapulco yang mungkin berasal dari saluran terdekat yang mungkin mengalami kerusakan.
“Itu sangat bau dan membuat saya mual,” ujar seorang saksi yang enggan disebutkan namanya kepada Reuters.
Saksi tersebut mengatakan pembuangan limbah tersebut berlangsung sekitar 25 menit.
Otoritas Lingkungan setempat mengatakan pada Minggu penyelidikan atas insiden yang terjadi pada 25 Juni 2020 itu telah dilakukan.
Pengaduan resmi juga telah diajukan kepada Jaksa Penuntut Lingkungan Federal Meksiko.
Badan tersebut meminta agar kasus tersebut diperlakukan sebagai kejahatan federal.