Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mosquito-borne Disease: Gejala, Pencegahan, dan Penanganannya

Kompas.com - 03/07/2020, 14:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mosquito-borne disease. Mosquito-borne disease merupakan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Nyamuk ini bisa membawa sejumlah penyakit yang dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitannya, antara lain demam berdarah, chikungunya, malaria, virus West Nile, demam kuning, virus Zika, dan lain-lain.

Penyakit-penyakit inilah yang kemudian dikenal dengan istilah mosquito-borne disease. 

Dilansir dari Healthline, 18 September 2019, seorang profesor penyakit menular di Vanderbilt University, Tennessee, Dr. William Schaffner mengungkapkan, mosquito-borne disease juga dikenal dengan penyakit Triple E.

Di Michigan, para pejabat setempat saat itu melaporkan ada tiga orang meninggal dunia akibat penyakit mosquito-borne.

Atas kejadian itu, pejabat kesehatan di negara bagian itu mendorong warga untuk menunda kegiatan di luar ruangan yang dijadwalkan pada sore atau malam hari.

Nyamuk yang berbeda akan membawa penyakit yang berbeda pula.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Mosquito-borne Disease dan Macamnya...

Apa saja yang perlu diketahui tentang mosquito-borne disease? Kenali gejalanya, bagaimana cara penanganannya, dan pencegahannya berikut ini:

Gejala mosquito-borne disease

Mengutip situs Kids Health, gejala atau tanda yang muncul dari mosquito-borne disease bermacam-macam.

Hal ini tergantung pada penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Kebanyakan orang yang terinfeksi tidak menyadari gejala tersebut karena tidak merasakan rasa sakit atau hanya memiliki gejala ringan setelah digigit nyamuk yang terinfeksi.

Berikut gejala yang terjadi ketika seseorang terinfeksi penyakit mosquito-borne:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Ruam
  • Muntah
  • Diare

Pada kasus tertentu, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dapat menyebabkan masalah serius, seperti ensefalitis, di mana pasien mengalami pembengkakan otak.

Baca juga: 3 Nyamuk Penyebar Mosquito-borne Disease: Aedes Aegypti, Anopheles, dan Culex

Penanganan mosquito-borne disease

Umumnya, mereka yang menderita infeksi yang ditularkan oleh nyamuk harus mendapatkan banyak cairan dan istirahat.

Sementara itu, dokter akan mengobati gejalanya, seperti demam atau rasa sakit yang timbul, dan memperhatikan keluhan apa pun yang disampaikan penderita.

Saat ini, ada da obat-obatan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang ditularkan nyamuk, seperti malaria.

Pencegahan

Perlindungan terbaik terhadap penyakit yang ditularkan nyamuk adalah dengan mencegah gigitan nyamuk yang terinfeksi.

Berikut sejumlah tindakan yang dapat mencegah gigitan nyamuk:

  • Gunakan layar atau penghalang nyamuk di pintu dan jendela
  • Kenakan kemeja lengan panjang, celana panjang, sepatu, dan kaus kaki saat berada di luar, dan gunakan kelambu di tempat tidur.
  • Gunakan pencegah serangga atau obat anti-serangga sesuai petunjuk. Untuk anak-anak di atas 3 tahun, Anda juga dapat menggunakan minyak eucalyptus.
  • Batasi waktu berada di luar rumah sekitar fajar dan senja. Ini merupakan waktu nyamuk aktif bergerak.
  • Jangan beri nyamuk tempat berkembang biak. Mereka bertelur di dalam air, jadi singkirkan air yang tergenang dalam benda-benda seperti ember, tong sampah, dan ban.
  • Kosongkan dan bersihkan wadah-wadah yang berpotensi mennjadi sarang nyamuk.
  • Lakukan vaksin. Diketahui, vaksin dapat mencegah beberapa penyakit yang ditularkan nyamuk.
  • Konsultasikan dengan dokter jika Anda tinggal atau bepergian ke tempat-tempat di mana banyak ditemukan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kuburan 'Zombi' Berusia 4.200 Tahun Ditemukan Secara Tak Sengaja di Jerman

Kuburan "Zombi" Berusia 4.200 Tahun Ditemukan Secara Tak Sengaja di Jerman

Tren
Benarkah Penderita Diabetes Harus Minum Obat Seumur Hidup?

Benarkah Penderita Diabetes Harus Minum Obat Seumur Hidup?

Tren
Catat, Ini Rincian Tarif Listrik 1 Mei 2024

Catat, Ini Rincian Tarif Listrik 1 Mei 2024

Tren
Video Viral Detik-detik 2 Helikopter Malaysia Tabrakan, 10 Orang Tewas

Video Viral Detik-detik 2 Helikopter Malaysia Tabrakan, 10 Orang Tewas

Tren
Kapan Prabowo-Gibran Ditetapkan dan Dilantik Menjadi Presiden dan Wapres?

Kapan Prabowo-Gibran Ditetapkan dan Dilantik Menjadi Presiden dan Wapres?

Tren
7 Rekomendasi Ras Anjing Penjaga Terbaik, Cocok Dipelihara untuk Mengamankan Rumah

7 Rekomendasi Ras Anjing Penjaga Terbaik, Cocok Dipelihara untuk Mengamankan Rumah

Tren
Berakhirnya Pilpres 2024, Ucapan Selamat Anies dan Ganjar untuk Prabowo-Gibran

Berakhirnya Pilpres 2024, Ucapan Selamat Anies dan Ganjar untuk Prabowo-Gibran

Tren
Piala Asia U23 2024: 8 Tim yang Lolos dan Jadwal Pertandingan Perempat Final

Piala Asia U23 2024: 8 Tim yang Lolos dan Jadwal Pertandingan Perempat Final

Tren
Penyebab Masalah Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya

Penyebab Masalah Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya

Tren
Hasil Seleksi Administrasi Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Diumumkan Hari Ini

Hasil Seleksi Administrasi Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Diumumkan Hari Ini

Tren
Cara Mengubah Nama dan Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Cara Mengubah Nama dan Password Hotspot pada Ponsel Android dan iPhone

Tren
Ramai soal Dana Pungutan Wisata via Tiket Pesawat, Ini Penjelasan Kemenko Marves dan Kemenparekraf

Ramai soal Dana Pungutan Wisata via Tiket Pesawat, Ini Penjelasan Kemenko Marves dan Kemenparekraf

Tren
Remaja di China Donasi Plasma 16 Kali dalam 8 Bulan demi Uang, Berakhir Meninggal Dunia

Remaja di China Donasi Plasma 16 Kali dalam 8 Bulan demi Uang, Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Studi Ungkap Kemiskinan Bikin Otak Cepat Tua dan Tingkatkan Risiko Demensia

Studi Ungkap Kemiskinan Bikin Otak Cepat Tua dan Tingkatkan Risiko Demensia

Tren
Saat Media Asing Ramai-ramai Soroti Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024...

Saat Media Asing Ramai-ramai Soroti Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024...

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com