Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

Cerita Pandemi dari Lembah Tidar

Kompas.com - 03/07/2020, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

 

SIAPA yang tahu pandemi akan datang. Siapa yang tahu pula pandemi ini akan berlangsung berbulan, bahkan mungkin bertahun. Ini memang tahun yang istimewa bagi dunia.

Masyarakat masih bergerak dengan super hati-hati karena infeksi masih terus terjadi. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadi terminologi populer yang selalu terdengar dan dibaca di mana pun. Televisi, radio, koran membahasnya dalam aneka talkshow pengisi waktu panjang di rumah saja.

Masker yang selalu dipakai dan jarak yang selalu dijaga adalah protokol minimal yang selama ini sudah dianggap kewajaran yang baru.

Cerita dari Lembah Tidar

Akademi Militer di Lembah Tidar, Magelang, tak terkecuali juga mengalami goncangan ini.

Irama keteraturan militer yang pasti yang biasanya melingkungi Magelang, kini diganti dengan protokol Covid-19 yang serba baru dan tak bisa ditebak perkembangannya.

Seperti seluruh warga dunia, Akademi Militer melakukan lockdown dan menutup pintu dari keluar-masuk orang ke dalam Akmil. Suram dan sedih suasana para taruna? Tentu saja.

Gubernur Akademi Militer Mayjen Dudung Abdurachman mengatakan, siapa pun pasti jatuh mental dalam minggu-minggu pertama, tetapi justru dari suasana yang prihatin inilah jiwa kepemimpinan para taruna, calon pemimpin Indonesia masa depan semakin terasah.

“Ketika pandemi datang dan semua tak terkecuali harus ‘terkunci’ dalam ksatrian, tidak boleh keluar asrama, di sinilah ternyata pentingnya tegar dan kuat memotivasi diri sendiri. Saya katakan, mereka harus terima kenyataan tidak bisa mudik lebaran tahun ini. ‘Kalau kalian ada di daerah operasi militer, bisa 7 tahun kalian tidak ketemu orang tua. Saya mengalami itu’. Mereka semangat lagi mendengarnya. Mukanya cerah,” cerita Dudung tentang bagaimana ia membangkitkan semangat para taruna Lembah Tidar.

Sebagai prajurit, Dudung pernah bertugas 7 tahun di wilayah operasi dan tidak dapat bertemu dengan orang tuanya. Begitulah tentara, siap ditugaskan ke mana negara membutuhkan. Mental seperti itulah yang harus dimiliki para taruna.

Karena pandemi, semua kegiatan penting pun berubah. Dalam jadwal resmi, Akademi Militer seharusnya melaksanakan Latsitardanus (Latihan Terintegrasi Taruna Dewasa Nusantara) ke-40 yang akan berlangsung di Manado, Sulawesi Utara, 16 Maret lalu.

Para taruna tingkat empat pesertanya, sudah mengepak semua keperluan pribadi yang akan dibawa selama masa latihan yang akan digabung dengan tiga angkatan lain: Akademi Angkatan Udara, Akademi Angkatan Laut dan Akademi Kepolisian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Usai Gelar Pesta Pranikah Mewah Anaknya, Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Parade 6 Planet 3 Juni 2024, Bisa Dilihat Jam Berapa?

Tren
Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Kemenag Siapkan 300 Kuota Jemaah Haji untuk Ikuti Safari Wukuf

Tren
Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Produk yang Tidak Harus Menyertakan Sertifikasi Halal, Apa Saja?

Tren
Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Kisah Penerjunan Kucing dengan Parasut, Berjasa Basmi Tikus di Kalimantan

Tren
Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Sepanjang Mei, Ada 4 Aturan Baru Pemerintah yang Tuai Kegaduhan Publik

Tren
Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Cincin Emas Berusia 2.300 Tahun Ditemukan di Tempat Parkir Yerusalem

Tren
Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com